Sukses

Saham Tiga Pilar Melonjak 16,74 Persen Saat IHSG Koreksi Tajam

Harga saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) bertahan di zona hijau di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tertekan.

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) bertahan di zona hijau di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tertekan selama sesi pertama perdagangan saham Rabu (8/5/2018).

Berdasarkan data RTI, saham AISA menguat 16,74 persen ke posisi Rp 565 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 14.965 kalidengan nilai transaksi harian saham Rp 144,6 miliar. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi Rp 590 per saham dan terendah Rp 486 per saham.Penguatan harga saham AISA ini termasuk terbesar dalam satu hari.

Sementara itu, bila dilihat sepanjang satu tahun berjalan, saham AISA hanya naik 1,68 persen dengan frekuensi 428.746 kali. Nilai transaksi harian saham Rp 5,2 triliun.

Penguatan saham AISA terjadi di saat IHSG alami koreksi tajam. Koreksi itu imbas dari nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tembus 14.000 per dolar AS. Rupiah tertekan itu dipicu dari spekulasi bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada Juni. 

Sebelumnya bank sentral AS mempertahankan suku bunga di kisaran 1,5 persen-1,75 persen. Selain itu dari internal, data ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,06 persen di bawah harapan pelaku pasar. Hal tersebut menjadi sentimen negatif.

Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Selasa pekan ini, IHSG merosot 124,75 poin atau 2,12 persen ke posisi 5.760,34.Indeks saham LQ45 tergelincir 2,86 persen ke posisi 914,09. Seluruh indeks saham acuan tertekan.

Kepala Riset PT Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan menuturkan, harga saham PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA) menguat didorong kabar pemegang saham Fidelity dan KKR yang akan menambah saham AISA. Menurut Alfred, kabar tersebut memberikan kepercayaan kepada pelaku pasar.

"Ada kabar KKR mau masuk dan Fidelity tambah kepemilikan saham. Ini berkaitan dengan confidence. Pemegang saham atau investor perbesar menjadi sinyal positif. Hal tersebut berdampak positif dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, mereka juga melihat prospeknya," ujarAlfred saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menuturkan, PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk juga berusaha memperbaiki good corporate governancenya (GCG). Apalagi sejak ada kasus salahhukum menimpa PT Indo Beras Unggul yang merupakan salah satu anak usaha PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk. Hal tersebut memberi sentimen negatif. Salah satu langkah dilakukandengan melepas bisnis beras. "Mereka lepas bisnis beras untuk melunasi utangnya," ujar Alfred.

Seperti diketahui, berdasarkan data RTI per 31 Maret 2018, kepemilikan saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk antara lain saham PT Tiga Pilar Corpora 13,25 persen, Primanex Limited sebesar 5,38 persen, Trophy 2014 Investor Ltd sebesar 9,09 persen,JPMCB NA Re-trophy Investors I Ltd sebesar 9,33 persen, Morgan Stanley menguasai 6,52 persen.

Kemudian BBH Luxembourg S/A Fidelity FD SICA V seesar 7,08 persen, Ajengan Asia Pte Ltd sebesar 5,02 persen dan publik kurang dari 5 persen sebesar 44,33 persen.

 

2 dari 2 halaman

IHSG Koreksi 2,12 Persen pada Sesi Pertama

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan selama sesi pertama perdagangan saham Selasa pekan ini.Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali tembus 14.000 menjadi sentimen negatif untuk IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Selasa 8 Mei 2018, IHSG merosot 124,75 poin atau 2,12 persen ke posisi 5.760,34.Indeks saham LQ45 tergelincir 2,86 persen ke posisi 914,09. Seluruh indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 270 saham melemah sehingga menekan IHSG. 70 saham menguat dan 98 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSGsempat berada di level tertinggi 5.866,07 dan terendah 5.752,07. Total frekuensi perdagangan saham 212.122 kali denganvolume perdagangan saham 6,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,7 triliun. Investor asing jual saham Rp 222,95 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.875.

Sepuluh sektor saham melemah. Sektor saham infrastruktur melemah 4,19 persen, dan catatkan penurunan saham terbesar. Disusulsektor saham barang konumsi susut 3,14 persen dan sektor saham manufaktur melemah 2,58 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham BTPS naik 49,74 persen ke posisi Rp 1.460 per saham, saham INDR menguat 24,91 persenke posisi Rp 3.660 per saham, dan saham DFAM melonjak 20,75 persen ke posisi Rp 640 per saham.

Sementara itu, saham POLY merosot 9,09 persen ke posisi Rp 170 per saham, saham HMSP turun 6,2 persen ke posisi Rp 3.330 per saham, dan saham TLKM tergelincir 6,05 persen ke posisi Rp 3.570 per saham.

Sebagian bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 2,12 persen, indeks saham Thailandtergelincir 0,71 persen. Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei naik 0,12 persen, indeks saham Shanghai mendaki 1,01 persen,indeks saham Singapura menguat 0,41 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,67 persen.

Kepala Riset PT Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan menuturkan, tekanan IHSG didorong rupiah tembus 14.000 per dolar AS.Nilai tukar rupiah di posisi 14.000, menurut Alfred berpeluag bertahan lama. ALfred mengatakan, pelemahan rupiah berimbas terhadap kebutuhan impor. Namun belum banyak berpengaruh terhadap kinerja keuangan emiten.

"Pelemahan rupiah lebih ke psikologis. Jadi ada tekanan kuat terhadap ekonomi. Psikologis hal yang mengkhawatirkan. Meski stress level 20 ribu masih oke, sisi psikologis cukup lama selama dua tahun tidak tembus 14 ribu. Pelemahan rupiah masih di bawah 10 persen," ujar Alfred saat dihubungi Liputan6.com.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Â