Sukses

IHSG Bergerak di 2 Zona pada Awal Sesi Perdagangan

Sektor saham keuangan dan tambang berusaha menopang laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal sesi perdagangan.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan tekanan pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Pergerakan bursa saham global pengaruhi IHSG. Namun laju IHSG berusaha ke zona hijau.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (9/5/2018), IHSG melemah 40,53 poin atau 0,70 persen ke posisi 5.734,18.Pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, tekanan IHSG berkurang. IHSG turun 28,48 poin atau 0,49 persen ke posisi 5.746,2.IHSG pun mencoba berbalik arah ke zona hijau pada awal sesi perdagangan. IHSG naik 10,66 poin ke posisi 5.785.

Indeks saham LQ45 naik 0,27 persen ke posisi 923,01. Indeks saham acuan pun bervariasi. Sebanyak 107 saham menguatsehingga mendorong IHSG ke zona hijau. 90 saham melemah dan 100 saham diam di tempat.

Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.790,69 dan terendah 5.733,08. Total frekuensi perdagangan saham21.924 kali dengan volume perdagangan 1,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 495,3 miliar. Investor asingbeli saham Rp 20,14 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 14.073.

Sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham tambang naik 0,73 persen, sektor saham keuangan menanjak 1,19 persen dan sektor saham barang konsumsi mendaki 0,09 persen. Sementara itu, sektor saham industri dasar tergelincir 0,74 persen, sektor sahamkonstruksi merosot 0,46 persen dan sektor saham infrastruktur susut 0,32 persen.

Saham-saham catatkan penguatan antara lain saham WOOD naik 4,21 persen ke posisi Rp 396 per saham, saham BRIS melonjak 3,92 persenke posisi Rp 530 per saham, dan saham ELSA mendaki 2,45 persen ke posisi Rp 418 per saham.

Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham KLBF merosot 4,12 persen ke posisi Rp 1.395 per saham, saham SMGR tergelincir 3,06 persenke posisi Rp 8.700 per saham, dan saham MNCN susut 3,03 persen ke posisi Rp 1.280 per saham.

Bursa saham Asia sebagian bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,17 persen, indeks saham Korea Selatan Kospisusut 0,36 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,48 persen, indeks saham Shanghai turun 0,22 persen, dan indeks sahamSingapura turun 0,32 persen. Sedangkan indeks saham Taiwan menguat 0,21 persen.

 

2 dari 2 halaman

Prediksi Analis

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Pergerakan IHSG ditunjang oleh rilis data laporan kinerja emiten pada kuartal I.

Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya menyatakan IHSG berpotensi menguat. Ia menuturkan level support teruji cukup kuat bertahan di tengah gejolak harga komoditas.

"Support level teruji terlihat cukup kuat dipertahankan di tengah fluktuasi harga komoditas. Pergerakan IHSG ditopang oleh rilis data laporan kinerja emiten kuartal 1 yang terlihat dilansir dalam kondisi membaik," tutur dia dalam ulasannya, Rabu (9/5/2018).

"Diperkirakan pada hari ini IHSG berpotensi melaju naik. IHSG akan berada pada kisaran 5.721 - 5.965," ujar William.

Senada dengan William, Analis dari PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan IHSG berpeluang menguat. Berdasarkan indikator harian, meskipun secara teknikal, gerak IHSG masih berada di area negatif, namun Stochastic dan RSI sudah menunjukan jenuh jual

Oleh karena itu, Nafan menyatakan IHSG masih menunjukan potensi kenaikan IHSG. "Dengan demikian, IHSG berpeluang rebound. IHSG berada pada rentang 5.729 hingga 5.842," ujar dia.

Untuk rekomendasi saham, William memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Pakuwon Jati tbk (PWON).

Kemudian William juga merekomendasikan saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), serta PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Sementara itu, Nafan Aji memilih saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Medco Energi International Tbk (MEDC), serta PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA).

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Â