Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi pada pembukaan perdagangan pagi ini (14/5/2018). Hampir seluruh sektor saham kompak melemah tersengat sentimen teror bom Surabaya dan Sidoarjo kemarin pada 13 Mei 2018.
Pada pra-pembukaan perdagangan, IHSG melemah 23,37 poin atau 0,39 persen ke level 5.933,461. Begitu pun dengan indeks LQ45 turun 0,61 persen ke posisi 956,135.
Advertisement
Baca Juga
Pelemahan berlanjut dan IHSG dibuka terkoreksi semakin dalam 0,47 persen atau 29,98 poin ke level 5.928,845. Indeks LQ45 pun merosot 0,64 persen ke posisi 955,863.
Sebanyak 108 saham merosot, 107 saham stagnan, dan 80 saham menguat. Total frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 20.484 kali dengan volume 466,4 miliar saham senilai Rp 417,6 miliar.
Investor asing melakukan penjualan di seluruh pasar senilai Rp 33,53 miliar. Sedangkan dolar AS diperdagangkan pada posisi Rp 13.971.
Seluruh sektor saham nyaris jeblok, kecuali saham aneka industri yang menguat sendirian sebesar 0,39 persen. Penurunan tertinggi di sektor saham consumer goods sebesar 1,22 persen, disusul sektor manufaktur dengan pelemahan 0,88 persen.
Adapun saham-saham yang buntung pada perdagangan pagi ini, di antaranya BTEK yang anjlok 10,06 persen. Kemudian saham NRCA dan saham BSIM yang masing-masing terperosok 7,89 persen dan 7,20 persen.
Sementara, saham-saham yang justru untung, yakni saham ETWA dengan penguatan terbesar 24,56 persen. Selanjutnya saham CITA yang menanjak 14,29 persen, dan saham SQMI melesat 13,16 persen.
Di sisi lain, bursa saham Asia bergerak campuran. Indeks saham Hang Seng Hong Kong melesat 1,28 persen, indeks saham Nikkei Jepang menguat 0,18 persen, indeks saham Shanghai naik 0,34 persen, dan indeks sahan Taiwan menguat 0,76 persen.
Sedangkan indeks saham Strait Times Singapura tergelincir 0,35 persen, dan indeks saham Kospi Korea Selatan melemah 0,09 persen.
Prediksi IHSG Hari Ini
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkiraan IHSG di awal pekan akan cenderung diwarnai koreksi wajar menguji level 5.900 pada rentan pergerakan 5.900-6.000.
"Menurut sejarahnya, kalau yang sudah-sudah sih pasti kena dampak (bom gereja di Surabaya-red) ya. Kekhawatiran pasti naik. Investor akan mengurangi investasi dan ekuitas berisiko tinggi," katanya kepada Liputan6.com, Senin (14/5/2018).
Senada dengan Lanjar Nafi, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji juga mengungkapkan IHSG berpeluang melemah pada pergerakan indeks saham.
"Terlihat pola shooting star candle yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan indeks saham. IHSG berada pada kisaran 5.865-6.068," ujarnya.
Namun begitu, ia menilai insiden ledakan yang terjadi di Kota Surabaya, Jawa Timur tersebut tidak berpengaruh pada IHSG serta kondisi investasi.
"Saya turut berduka atas kejadian tersebut, dan tentu kita mengharapkan bisa diusut tuntas oleh pihak yang berwenang. Namun, untuk IHSG tidak akan berpengaruh, pun juga berlaku dengan kondisi investasi ya. Semua masih berjalan secara normal. Jadi memang karena teknikal, kita sudah prediksikan melemah, bukan karena insiden ini," ungkap Nafan.
Sementara itu, Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya menuturkan IHSG berpotensi menguat. "Nilai tukar masih akan terus mewarnai pola gerak IHSG hingga beberapa waktu mendatang, hari ini IHSG berpeluang naik," tuturnya.
"Dengan ini, IHSG berpotensi menguat dalam kisaran di 5.791 hingga 6.062,"Â katanya.
Advertisement
Pilihan Saham
Pilihan saham Untuk pilihan saham, Lanjar Nafi memilih saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT dan Timah Tbk (TINS).
Nafan Aji merekomendasikan saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), PT PP London Indonesia Sumatera Tbk (LSIP), dan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL).
Sedangkan William memilih saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), serta PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM).