Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menyatakan bahwa transaksi pasar modal akan libur mengikuti keputusan dari pemerintah. Namun transaksi pasar modal akan dibuka lebih cepat yaitu pada tanggal 20 Juni 2018.Â
Tito menjelaskan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri menyatakan bahwa libur nasional dan cuti bersama untuk memperingati hari raya Idul Fitri akan berlangsung pada 11-20 Juni 2018. Hal tersebut akan diikuti juga oleh perdagangan saham dengan libur mulai tanggal 11 Juni yang jatuh pada hari Senin.Â
Namun perdagangan di bursa saham akan kembali aktif lebih cepat yaitu pada 20 Juni 2018. "Libur lebaran BEI dimulai sama dengan cuti bersama pemerintah," tuturnya kepada Liputan6.com Selasa, (15/5/2018).
Advertisement
Baca Juga
BEI mendukung dan juga mengapresiasi keputusan pemerintah terkait cuti bersama ini. "Jadi memang tanggal 20 Juni 2018 ini nanti akan ditetapkan sebagai hari bursa. Jadi akan aktif lagi pada tanggal tersebut," ujarnya.
Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji memprediksi tutupnya pasar modal yang cukup lama akan mengurangi transaksi perdagangan di pasar saham.
"Biasanya transaksi perdagangan mulai berkurang sebelum libur Lebaran, sehingga membuat pergerakan IHSG cenderung sideways," tutur Nafan. Namun ketika dibuka kembali, usai selesai masa liburan Idul Fitri, maka bursa dipastikan kembali bergairah.
Â
Mengulang Kejadian 2008
Senada dengan Nafan, Ekonom Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengungkapkan libur panjang yang terjadi tentu akan mengurangi jumlah investor dan transaksi perdagangan.
"Ya pasti terganggu, karena pasar global kan terus bergejolak. Jadi memang dipastikan investor akan keluar sebelum libur Lebaran ini, mereka juga pasti akan lakukan penjualan di waktu ini," kata dia.
Piter Abdullah menilai kejadian 2008 silam terkait anjloknya pasar saham karena libur panjang ada kemungkinan terjadi kembali.
"Ya bisa saja anjlok setelah Lebaran ini, sama kaya waktu 2008 kemarin kan. Jadi memang mereka (investor) baru masuk lagi setelah lebaran. Lain halnnya dengan investor long term yang memang tidak memperhatikan fluktuasi perdagangan melainkan pada kondisi fundamental perekonomian perusahaan," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement