Sukses

Resmi Tercatat di BEI, Saham Pengelola RS Hermina Turun 2,7 Persen

PT Medikaloka Hermina Tbk yang merupakan induk perusahaan Rumah Sakit Hermina resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham HEAL.

Liputan6.com, Jakarta - PT Medikaloka Hermina Tbk yang merupakan induk perusahaan Rumah Sakit Hermina resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham HEAL. Perseroan menjadi emiten ke-14 yang catatkan saham sepanjang tahun berjalan 2018.

Pada pencatatan perdananya, saham Perseroan berkode HEAL ini turun 2,7 persen atau 100 poin ke level Rp 3.600 dari 3.700. Saham HEAL ditransaksikan sebanyak 71 kali dengan volume sebanyak 1.807 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp667,25 juta.

Pada pukul 09.22 waktu JATS, saham HEAL anjlok 22,16 persen ke posisi Rp 2.880 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 1.541 kali dengan nilai transaksi Rp 20,9 miliar.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat mengatakan, dengan melantai di bursa saham, Hermina akan memiliki akses yang lebih besar terhadap pendanaan untuk untuk pengembangan perusahaan. Dia juga Hermina bisa mematuhi seluruh aturan di Bursa Efek Indonesia.

"Sehari jelang Ramadan, Bursa Efek Indonesia ditambah dengan satu perusahaan, PT Medikaloka Hermina Tbk. Kami atas nama Bursa Efek Indonesia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas dicatatkan PT Medikaloka Hermina di BEI. Diharapkan ke depan saham Hermina menjadi lebih menarik bagi investor," ujar dia di BEI, Jakarta, Rabu (16/5/2018).

Perseroan melepas 351.380.800 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 publik. Harga saham perdana PT Medikaloka yang ditawarkan Rp 3.700 per saham. Jadi target dana yang diraup dari hasil penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 1,3 triliun.

Perseroan mencatatkan saham 2,97 miliar saham di BEI antara lain penawaran saham perdana 351,38 juta saham, mandatory exchangeable note sebesar 94,72 juta saham, dan saham pendiri 2,97 miliar. Kapitalisasi pasar saham terbentuk Rp 11 triliun.

PT Medikaloka Hermina Tbk akan gunakan dana hasil IPO sekitar 25 persen untuk belanja modal pembukaan rumah sakit di Palembang, Samarinda, Padang dan lainnya. Saat ini Hermina telah mengelola 28 rumah sakit di 17 provinsi di Indonesia dan berencana untuk membangun 12 rumah sakit baru dalam 3 tahun ke depan.

Kemudian sekitar 25 persen digunakan Medikaloka Investama untuk belanja modal yang dipakai untuk beli peralatan medis kesehatan. Lalu sekitar 38 persen untuk bayar utang ke PT Bank DBS Indonesia dan surat utang jangka pendek Medikaloka Hermina, dan 12 persen untuk biaya operasional.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pasien dan para investor yang telah mendukung Hermina selama ini. Langkah IPO ini merupakan tonggak strategi jangka panjang yang penting bagi Perseroan untuk memperluas jangkauan pelayanan, menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan meningkatkan layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat," kata Direktur Utama PT Medikaloka Hermina dr. Hasmoro.‎

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Perseroan juga akan menerbitkan saham biasa dalam rangka melaksanakan konversi mandatory convertible note (MCN) senilai Rp 150 miliar (MCN Apollo) dengan jumlah 77,16 juta saham baru, konversi MCN senilai Rp 14,60 miliar (MCN Andira) sebesar 7,51 juta saham, dan konversi obligasi senilai Rp 20 miliar (obligasi SCK) sebesar 10,05 juta saham.

PT Medikaloka Hermina Tbk telah menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Perseroan akan melaksanakan program kepemilikan saham oleh karyawan Perseroan melalui Employee Stock Allocation dengan mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 0,5692 persen dari jumlah seluruh saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Saham Perdana ini atau sebesar 2.000.000 (dua juta) saham kepada karyawannya. Harga pelaksanaan saham ESA akan sama dengan harga penawaran umum saham perdana

Perseroan akan menerbitkan opsi Saham untuk program MESOP sebanyak-banyaknya 3 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham ini atau sebanyak-banyaknya sejumlah 89.190.000 saham.

Perseroan telah membukukan pertumbuhan kinerja yang baik dengan total pendapatan sebesar Rp 2,7 triliun dan EBITDA sebesar Rp 574,9 miliar pada tahun fiskal 2017. Dalam tiga tahun terakhir, Perseroan juga telah mencapai pertumbuhan rata-rata tahunan majemuk atau Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 25,2 persen untuk pendapatan dan 30,8 persen untuk EBITDA.

"IPO Hermina merupakan momentum yang sangat baik bagi Perseroan untuk dapat memberikan manfaat yang lebih bagi semua, terutama dalam memberikan akses layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia," tandas Hasmoro.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Â