Sukses

Eksklusif Bos BEI: Masih Ada Kabar Baik di Pasar Saham

Pasar saham Indonesia sempat diliputi sentimen positif hingga dorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sentuh rekor tertinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham Indonesia terus berkembang setiap tahun. Pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di kisaran lima persen dan kinerja emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) positif turut mendukung pasar saham Indonesia.

Hal itu mendorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus level tertinggi 6.600 pada awal 2018. Tak hanya itu, transaksi harian saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan mencapai dua kali transaksi saham di bursa Malaysia dan Singapura. Kinerja emiten tercatat di BEI pun menunjukkan nilai positif.

"Emiten kita growth bagus di atas 20 persen. Dividen dibagikan persentasenya terbesar di ASEAN. Jadi emiten bagus dan pasar bursa likuiditas meningkat bagus," tambah Direktur Utama BEI, Tito Sulistio.

Akan tetapi, kinerja pasar saham Indonesia terganggu saat memasuki kuartal II 2018. Hal itu didorong dari sentimen eksternal dan internal.

Lalu sentimen apa saja yang membayangi pasar saham Indonesia? Bagaimana dampak pelemahan rupiah terhadap emiten di Indonesia? Berikut wawancara Liputan6.com dengan Direktur Utama BEI Tito Sulistio:

Gerak IHSG tinggalkan level tertinggi 6.689 pada awal 2018. Apa yang terjadi di pasar saham?

Melihat indeks, melihat pasar, melihat besaran pasar itu ada satu rumus tertentu.  Apa itu? Fungsi dua E. E pertama itu ekonomi negara. Kemudian emiten. Bagaimana performance perusahaan itu? Lalu plus minus P. P itu perseption. Bagaimana lihat persepsi. Dua E ini Indonesia relatif stabil growth  5,1. 5,2 persen, stabil.

Inflasi diperkirakan tiga plus minus satu walaupun masih dianggap tinggi tetapi stabil.Tingkat bunga relatif stabil. Tadinya pun bahkan currency menuju ekuilibrium baru 13.000-13.100. 0,05 persen growth. Jadi ekonomi kita sudah oke. Tetapi menjadi bagus karena  S&P  pada Mei naikkan peringkat Indonesia jadi BBB atau investment grade. Nilainya tujuh.

Faktor lainnya yang pengaruhi pasar saham Indonesia?

Kedua, emiten kita growth bagus growth di atas 20 persen. Bahkan dividen dibagikan persentase terbesar salah satu di ASEAN. Jadi emiten bagus dan pasar bursa likuiditas meningkat bagus. Kita likuiditas sekitar 386 ribu per hari. Itu dua kali dari Malaysia, hampir empat kali dari singapura. Lebih tinggi dari  pada Thailand setiap harinya, paling likuid.

Pertanyaan apakah pasar saham dari fundamental. Persepsi sangat psikologi ekonomi orang bilang, sangat behaviour. Misalnya sambil bercanda ngomong kalau ekonomi bagus saham perusahaannya bagus, Donald Trump jatuh, harga saham turun. Apa hubungannya? Itu persepsi. Persepsi prediksi. Karena pasar saham itu naik dahului perekonomian dan turun dahului ekonomi. 19 November kita growth bagus 6.690 high ever.

Mendadak pak Trump melakukan apa yang sudah dijanjikan pada kampanye inward looking. Istilahnya berdikari. Dia bilang kita akan berikan ajak khusus stainless steel dan baja. Tanggal 20 langsung bereaksi perang dagang china pun melakukan proteksi termasuk yang terbesar adalah kedelai impor dari Amerika Serikat. Dan pasar saham anggap negatif.

Akan tetapi AS ekonomi lebih keren-kerennya akibatnya dolar dia menguat, membuat mata uang melemah. The Fed naikkan suku bunga tambah lagi dolar. Inilah persepsi berdampak ke pasar modal, ini kejadiannya.

Bagaimana faktor dari dalam negeri?

Walaupun  Indonesia sendiri kalau melihat situasi kiri kanan dari dalam negeri ini pada saat bersamaan kita sudah warning dari November tahun kemarin 171 pilkada uang Rp 30-40 triliun ditarik dari perbankan. Lima tahun sekali Rakyat bohongin politikus beli kaos bagikan nasi bungkus . Lima tahun biaya politik. 

Taruh di bawah bantal. Sesudah tax amnesty uang dari situ. Pada saat bersamaan ada pembayaran pajak pada akhir maret. Pada saat bersamaan persiapan pilpres, orang mulai belanja, Lebaran dan Asian Games lalu piala dunia. Piala dunia unik ini biasanya piala dunia uang 4-5 persen berkurang dari pasar modal. Untuk apa? Saya tidak tahu. Ini membuat likuitas terganggu.Terbukti, dana pihak DPK  tahun ini lebih kecil dari tahun kemarin.

2 dari 4 halaman

Dampak Aksi Teror Bom

Sentimen dalam negeri lainnya pengaruhi pasar saham?

Di luar negeri selain sudah prediksi kenaikan the Fed, tingkah laku Trump ternyata terbukti. Secara teori China buka saham seri A dan membuat arus uang berpindah sedikit berpindah ke china. Ini dua tiba-tiba ada bom buat lagi. Ini buat persepsi dan uncertainty berkembang, ada dampaknya ke pasar modal ada.

Tetapi ada serpihan good news, apa good news-nya perusahaan masih  bagus semua. Beda sama 98, 80 persen perusahaan rugi, sekarang 80 persen perusahaan untung. Kedua pasar kita sangat masih ikuid. Jadi investasi di BEI masih didukung perusahaan yang bagus, relatif harganya di bawah pasar sangat likuid.

Apa aksi teror bom tak pengaruhi pasar modal Indonesia?

Kita punya pengalaman Bom Thamrin turun sehari empat persen sempat turun dua persen, turun nol koma besoknya sudah naik lagi. Jadi sebenarnya investor Indonesia itu prihatin tetapi tegar. Dan tak takut. Clear. Bom tak stand alone.

Pada saat bersamaan bom, likuid terganggu, uncertainty di pasar bunga AS naik currency melemah. Bom tak bisa berdiri sendiri. Jadi ini menambah uncertainty.

Pastilah orang  takut sama bom. Dengan teroris tidak takut. Saya katakan tak bisa stand alone. Banyak hal lain yang saya ceritakan tadi menimbulkan uncertainty di pasar.

 

Jadi baik sentimen dalam negeri dan luar negeri sama kuat?

Ada arus uang diakui oke pindah ke tempat lain. Naikkan suku bunga (the Federal Reserve-red), menguatnya dolar Amerika Serikat. Saham seri A meningkat. Dibuka saham seri A menganggu MSCI index.

3 dari 4 halaman

Tekanan Rupiah

Nilai tukar rupiah melemah menjadi 14.000 per dolar Amerika Serikat membuat investor asing tarik dana dari pasar saham Indonesia. Bagaimana tanggapannya mengenai hal itu?

Tidak stand alone. Menarik uang atau pindah ke efek lain. Artinya begini orang asing orang Indonesia jatahnya 2,2 persen misalnya bobotnya. Apakah tiap beli saham jual dolar. Karena kalau tidak dia rugi mata uangnya. Masih di bulan lalu.

12 bulan lalu, itu orang jual saham USD 7 miliar. Beli obligasi USD 8 miliar. Jadi sebenarnya pindah swich. Akan tetapi betul memang seminggu china buka saham seri A ada switching ke sana seperti ditakutkan. Cuma Saya tidak takut mengatakan mengapa jumlah  investor bertambah, saham perseroan kita masih bagus, dam likuiditas kita masih bagus.

Jadi saat ini tidak stand alone. Jadi itu yang beda. Hanya bom, currency, semua currency tak terpengaruh kalau misal tak ada uncertainty di dunia. Semua mata uang dunia kena. tak ada currency.

Efek currency apakah ke perusahaan? No. Tahun 1998 kenapa perusahaan jadi rugi menikmati bunga murah dari dolar kuatnya, mereka banyak tak hedging begitu dolar melonjak kaget, jebol 80 persen perusahaan rugi.

Sekarang perusahaan utang lebih banyak rupiah. Dolar mereka hedge, kekuatan daya tes perusahaan-perusahaan di Indonesia kuat.

 

Pertanyaan mendasar kuatkah negara 800 ribu barel per hari yang harus dibeli untuk kebutuhan lokal di setiap harinya dengan kebutuhan dolar meningkat. Kebutuhan sekitar USD 60 juta setiap hari spending begitu. Pernyataannya subsidi yang  Rp 10 triliun mau dibebankan Pertamina atau masuk ke APBN. Masih didiskusikan APBN akan terkena untuk ini.

Tapi buat saya tidak apa tapi certain pastikan umumkan. Karena orang dan investor hitung kekuatan negara ini. Ini kekuatan balance dari pada APBN. Persoalan ada uncertainy saat ini. 

 

 

 

4 dari 4 halaman

Subsidi Energi Jadi Perhatian Investor

Subsidi energi menjadi perhatian investor?

Mau tidak mau ganggu APBN. Mau tak mau jelas sekali itu subsidi naik. Pertanyaannya mau dipass on ke konsumen, apa mau ditahan? Unfortunate tahun depan politik. Ditunggu pelaku pasar kepastiannya masuk-masukin begini kekuatan negara ini.  Tetapi kemarin  lelang sukuk Rp 4 triliun laku.

Nilai tukar rupiah melemah, apakah BI perlu sesuaikan suku bunga?

Key issue perlunya permintaan meningkatkan rupiah. Perlunya perkuat APBN dan meningkatkan surplus.

Bulan kemarin negatif. Sekarang kita positif. Mau Lebaran impor korma, apel. Jadi memang ada defisit pada perdagangan pada bulan kemarin. Sekarang sentralisasi dengan menaikkan rupiah,saya melihat momentum itu ada dua tiga minggu lalu.

Saya ditanya detik ini sudah diprediksi orang. Ada satu pendapat dinaikkan tidak apaa-ap restore ini. Kalau gitu kita tahan saja begitu naikkan yang kena perseroan. Dari dua debat ini. Egoisme orang pasar modal prefer stay detik ini. Beberapa minggu lalu, apakah benar dengan naikkan interest rupiah menguat itu jadi debat besar. Risiko hampir sama memilih tak naikkan suku bunga.

Mengapa suku bunga acuan perlu dipertahankan?

Dampaknya tidak seperti dua minggu lalu. Orang sudah restore in. Naikkan suku bunga bunga kredit naik cost of fun. Jangka medium naikkan permintaan rupiah. Sekarang kalau saya detik sudah lebih baik stay semua sudah kejadian begini.

Dampaknya ke pasar saham?

Musuh pasar saham bunga tinggi. Lebih baik deposito itu selalu. Sekarang 4,25-4,5 semua ada momentum situasi permintaan bunga naik sudah cukup lama karena the fed naik Indonesia satu-satunya belum naikkan. Situasi sekarang sudah sampai rekomendasikan untuk tidak.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: