Sukses

IHSG Melonjak Imbas Aksi Beli Investor Asing Selama Sepekan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat 3,3 persen ke posisi 5.975 pada pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat selama sepekan. Hal itu didorong saham-saham kapitalisasi besar.

Mengutip laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia, IHSG naik 3,3 persen selama sepekan dari posisi 5.783 pada 18 Mei 2018 menjadi 5.975 pada 25 Mei 2018. Penguatan IHSG didorong saham kapitalisasi besar yang masuk indeks LQ45.

Saham tersebut naik 4,3 persen. Sedangkan saham kapitalisasi kecil naik 1,3 persen hingga perdagangan Kamis pekan ini. Investor asing tercatat beli saham senilai USD 60 juta atau sekitar Rp 847, 64 miliar (asumsi kurs Rp 14.127 per dolar AS) pada pekan ini.

Sementara itu, indeks saham BINDO yang menunjukkan kinerja obligasi atau surat utang turun 1,3 persen pada pekan ini. Imbal hasil surat berharga pemerintah bertenor 10 tahun cenderung mendatar 7,4 persen pada pekan ini.

Aksi beli juga terjadi di pasar obligasi senilai USD 18 juta hingga perdagangan Rabu.Sejumlah sentimen internal dan eksternal pengaruhi pasar saham global termasuk Indonesia.

Dari eksternal, rencana pertemuan pimpinan Korea Utara dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump jadi sorotan.Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un masih ingin bertemu Donald Trump kapan saja meski Trump membatalkan pertemuan dengan Kim Jon Un. Sebelumnya AS berencana gelar pertemuan dengan pimpinan Korea Utara pada 12 Juni.

Kim Jong Un menyebut pembatalan pertemuan sebagai kesempatan yang hilang. Selain itu, investor juga cermati notulensi hasil rapat bank sentral AS atau the Federal Reserve pada Mei 2018.

The Federal Reserve menunjukkan tidak akan terburu-buru mempercepat kenaikan suku bunga. Pejabat the Federal Reserve menyatakan perkembangan ekonomi menjadi pertimbangan untuk menaikkan suku bunga termasuk inflasi.

 

2 dari 3 halaman

Perang Dagang hingga Sentimen Internal

Pembicaraan perang dagang juga menjadi sorotan. Pengamat menilai Beijing telah memenangkan perang dagang. Hal ini mengacu pada pernyataan Amerika Serikat dan China yang rilis Gedung Putih pada 19 Mei 2018.“Ada konsensus mengenai pengambilan langkah-langkah efektif untuk secara subtansial mengurangi defisit perdagangan Amerika Serikat dengan China,” tulis pernyataan tersebut.

"Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang terus meningkat dari masyarakat China dan kebutuhan untuk mendorong ekonomi berkualitas tinggi, China akan segera signifikan menaikkan pembelian barang dan jasa AS. Ini akan membantu pertumbuhan dan pekerjaan di AS," tulis pernyataan tersebut.

Rumor menyatakan Beijing akan kurangi defisit menjadi USD 200 miliar pun segera dibantah China.Sementara itu dari dalam negeri, Perry Warjiyo resmi dilantik menjadi Gubernur Bank Indonesia pada Kamis 24 Mei 2018. Perry mengatakan, BI akan menjaga stabilitas rupiah dalam jangka pendek.

Perry Warjiyo menggantikan Agus Martowardojo yang pension dari posisinya di bank sentral. Perry akan bertugas sebagai Gubernur BI periode 2018-2023.Selain itu, pemerintah tetap pertahankan harga bahan bakar minyak (BBM) termasuk Premium, Solar, minyak tanah hingga 2019 meski harga minyak dunia meningkat. Hal itu dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat.

Indonesia juga mencatatkan penerimaan tetap solid. Tercatat total pendapatan tumbuh 13,3 persen hingga 18 April. Hal itu dikontribusi dari pertumbuhan pajak dan non pajak yang masing-masing tumbuh 11,2 persen dan 21 persen.

 

3 dari 3 halaman

Hal yang Dicermati ke Depan

Kemudian hal apa yang dicermati ke depan?Memasuki masa liburan, investor asing tampaknya kembali ke Indonesia. Berdasarkan data RTI, akumulasi beli investor asing mencapai USD 60 juta. Sebagian besar investor asing kembali masuk ke Indonesia pada pekan ini, dan cenderung aktif.

Investor asing cukup selektif membeli saham kapitalisasi besar yang alami aksi jual signifikan dan saham kapitalisasi kecil yang menawarkan harga murah.

Lalu jadi pertanyaan apakah kondisi tersebut dapat terus berlanjut? Ashmore melihat salah satu alasan investor asing kembali ke Indonesia dengan mengevaluasi kembali posisinya di Indonesia.

Selain itu, ada juga data yang mendukung dengan data konsumen yang membaik. "Indonesia menawarkan cerita konsumsi sebagai lawan dari komoditas di mata investor asing," tulis Ashmore.

Data tersebut ditunjukkan dari data pertumbuhan toko naik 10 persen pada April 2018. Ashmore menyatakan, belanja rumah tangga Indonesia cenderung meningkat pada kuartal II 2018. Ini ditopang dari ada pemilihan kepala daerah dan bantuan sosal baru.Selain itu, keyakinan di kalangan investor dengan pidato baru-baru ini oleh Gubernur BI baru Perry Warjiyo.

Perry dinilai agak agresif dan berusaha pertahankan stabilitas rupiah. Ini mungkin memicu aliran dana investor asing.“Kami melihat kemungkinan katalis kuat untuk pertumbuhan kredit melalui kebijakan di sektor properti yang dapat membantu pertumbuhan konsumsi,” tulis Ashmore.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: