Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IKT) berencana untuk melepas saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada tahun ini. Dana hasil melepas saham perdana tersebut untuk melakukan pengembangan usaha seperti memperkuat terminal dan perluasan lahan.
Direktur Utama Indonesia Kendaraan Terminal Chiefy Adi Kusmargono menjelaskan, perseroan akan mengalokasikan 50 persen dana hasil IPO untuk belanja modal atau capital expenditure (Capex) yakni sebesar Rp 500 miliar.
"Capex tahun ini 50 persen kita alokasikan dari dana hasil IPO dalam rangka pengembangan usaha, meliputi pengembangan terminal, perluasan lahan, dan penambahan kapasitas, fasilitas serta peralatan pendukung kami," jelas dia di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (28/5/2018).
Advertisement
Baca Juga
Seperti contoh, saat ini perseroan mengelola lahan seluas 31 hektare dengan kapasitas 700 ribu unit kendaraan per tahun.
Nantinya, IKT yang dikenal juga sebagai IPC Car Terminal menargetkan kepemilikan lahan seluas 89,5 hektare dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan.
Lebih lanjut, Chiefy pun menjelaskan, sisa dana hasil IPO anak usaha PT Pelindo II atau Indonesia Port Corporation (IPC) tersebut akan digunakan untuk kontrak sewa lahan dan modal kerja.
"Kita akan gunakan 25 persen untuk perpanjangan kontrak sewa lahan jangka panjang. Sisanya (25 persen), itu untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional," tutur dia.
Rencana IPO
PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) berencana melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO) atau melantai di bursa saham pada 10 Juli 2018. Rencananya, perusahaan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 561.101.600 saham atau sebesar 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
IKT yang dikenal juga sebagai IPC Car Terminal menunjuk dua penjamin pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Underwriters/JLU) yaitu PT Bahana Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Sedangkan RHB bertindak sebagai Agen Penjual Internasional (International Selling Agent).
Direktur Utama IKT, Chiefy Adi Kusmargono mengatakan sesuai rencana, penawaran awal (bookbuilding) berlangsung pada 24 Mei 2018 hingga 22 Juni 2018.
"Penetapan harga IPO diharapkan pada 25 Juni 2018, sedangkan pencatatan perdana saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 10 Juli 2018," kata Chiefy.
Dia menjelaskan, sebesar 50 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex). "25 persen untuk perpanjangan sewa lahan, dan sisanya untuk modal kerja," ujarnya.
Sesuai rencana, pada 2022, IKT menargetkan lahan seluas 89,5 hektare dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan. Dengan demikian, perusahaan diproyeksikan menjadi pengelola terminal mobil terbesar ke-5 di dunia.
Advertisement