Sukses

Data Ekonomi AS Solid, Nasdaq Kembali Cetak Rekor

Saat ini, investor pasar saham berharap bahwa ketidakstabilan politik di Italia bisa segera terselesaikan.

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street bergerak positif pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) dengan indeks acuan Nasdaq mencetak rekor tertinggi untuk hari kedua. Pendorong kenaikan Nasdaq adalah penguatan saham-saham di sektor teknologi dan konsumen.

Salah satu sentimen pendorong kenaikan bursa saham di AS adalah keyakinan investor akan data ekonomi AS yang solid.

Mengutip Reuters, Rabu (6/6/2018), S&P 500 naik 1,93 poin atau 0,07 persen menjadi 2.748,8. Untuk Nasdaq Composite menambahkan 31,40 poin atau 0,41 persen menjadi 7.637,86.

Berbeda, Dow Jones Industrial Average turun 13,71 poin atau 0,06 persen menjadi 24.799,98.

Aktivitas sektor jasa AS mengalami akselerasi pada Mei, menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat di kuartal II 2018. Namun memang, perang dagang masih menjadi ancaman bagi prospek pertumbuhan ekonomi AS.

"Adanya angka-angka ekonomi yang solid terus menjadi fondasi yang kuat untuk pasar saham," jelas Tracie McMillion, analis Wells Fargo Investment Institute, Winston-Salem, North Carolina.

Saat ini, investor berharap bahwa ketidakstabilan politik di Italia bisa segera terselesaikan dengan adanya pembicaraan bagi pihak-pihak yang bertikai sehingga bisa mendorong gerak bursa saham.

"Memang masih ada kekhawatiran dari investor pasar saham soal situasi di negara berkembang dan Italia," jelas McMillion.

2 dari 2 halaman

Perdagangan Kemarin

Pada perdagangan sebelumnya, Wall Street ditutup menguat dengan tiga indeks utama tercatat naik, dipimpin reli saham teknologi. Ini mendorong Nasdaq ke rekor penutupan tertinggi dipicu investor yang bertaruh pada kelanjutan penguatan pertumbuhan ekonomi AS, meski penurunan harga minyak membebani sektor energi.

Data pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan pada bulan Mei, juga masih merupakan kunci bagi optimisme investor karena para pedagang mengalihkan fokus mereka dari ketakutan terhadap perang perdagangan AS dan China baru-baru ini.

"Ada momentum dari laporan pekerjaan hari Jumat yang tumpah ke perdagangan Senin dan membantu mendorong saham lebih tinggi," kata Kristina Hooper, Kepala Strategi Pasar Global di Invesco di New York.

Namun, Hooper khawatir tentang pengumuman pemerintah AS pekan lalu tentang tarif baja dan aluminium terhadap Eropa, Kanada dan Meksiko.

"Investor mungkin terperangah jika ada dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini dari langkah proteksionisme,"dia menambahkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: