Sukses

Bank Sentral Eropa Tahan Kenaikan Suku Bunga, Nasdaq Cetak Rekor

Bank Sentral Eropa mengumumkan akan mengakhiri program pembelian obligasi pada akhir tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street menguat dengan indeks acuan S&P 500 naik dan Nasdaq mencapai rekor penutupan pertinggi pada perdagangan Kamis usai Bank Sentral Eropa mengatakan akan menghindari kenaikan suku bunga hingga pertengahan 2019. Selain itu, data ekonomi AS yang positif juga menjadi pendorong penguatan bursa saham di Amerika Serikat (AS).

Mengutip Reuters, Jumat (15/6/2018), Dow Jones Industrial Average turun 25,89 poin atau 0,1 persen menjadi 25.175,31. Namun S&P 500 naik 6,86 poin atau 0,25 persen menjadi 2.782,49 dan Nasdaq Composite bertambah 65,34 poin atau 0,85 persen menjadi 7.761,04.

Bank Sentral Eropa mengumumkan akan mengakhiri program pembelian obligasi pada akhir tahun ini tetapi tetap mengisyaratkan belum akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

"Pelaku pasar melihat pengetatan kebijakan moneter di Eropa kemungkinan besar sulit untuk berlaku dalam waktu dekat ini," jelas senior vice president Wedbush Securities, San Francisco, Stephen Massocca.

Data angka penjualan ritel AS tumbuh kuat sehari setelah Bank Sentral AS menaikkan suku bunga utama dan mengisyaratkan akan ada dua kali kenaikan lagi hingga akhir 2018.

“Kemampuan Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga lebih banyak, tiga atau empat kali, itu sebenarnya kabar baik,” jelas analis Voya Investment Management, New York, Doug Cote.

Hal yang mendasari analisis tersebut karena kenaikan suku bunga menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi AS sudah baik sehingga kinerja pasar sahampun akan terdongkrak. 

2 dari 2 halaman

Perdagangan kemarin

Pada perdagangan sehari sebelumnya, Wall Street berakhir di zona merah usai Bank Sentral AS mengindikasikan kenaikan suku bunga yang sedikit lebih cepat di tahun ini.

Bank Sentral AS telah menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin pada Juni ini menjadi di kisaran 1,75 persen hingga 2 persen. Selain itu, the Fed juga memberikan janji akan memberikan rangsangan ekonomi secara jangka panjang dalam beberapa bulan ke depan.

Wall Street langsung bergejolak usai pernyataan tersebut. Namun akhirnya bursa saham AS harus ditutup di zona merah.

"Ada indikasi kenaikan suku bunga empat kali di 2018. Padahal konsesi dari analis dan ekonomi sebanyak tiga kali. Itu cukup mengejutkan," jelas analis Northern Trust Wealth Management, Chicago, Katie Nixon.

"Sepertinya the Fed cukup percaya diri dengan pencapaian angka inflasi bahkan mungkin melanggar sedikit dari target mereka," tambah dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: