Sukses

Rupiah Keok dan Marak Aksi Jual Seret IHSG Melemah

Pada penutupan perdagangan sore ini, IHSG terkoreksi 61,70 poin atau 1,05 persen ke level 5.822,33

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu terangkat ke zona hijau. IHSG ditutup melemah karena dipengaruhi pelemahan rupiah, maraknya aksi jual, dan hampir seluruh sektor saham merah membara.

Pada penutupan perdagangan sore ini (21/6/2018), IHSG terkoreksi 61,70 poin atau 1,05 persen ke level 5.822,33. Indeks LQ45 tercatat melemah 1,93 persen ke posisi 907,291.

Penurunan laju IHSG terseret pelemahan 255 saham. Sedangkan 141 saham menguat dan 106 saham stagnan. Frekuensi perdagangan saham mencapai 427.189 kali dengan volume 6,7 miliar senilai Rp 8,4 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual di seluruh pasar dengan nilai Rp 829,45 miliar. Sedangkan posisi dolar AS diperdagangkan Rp 14.095.

Nyaris seluruh sektor saham merosot. Pelemahan terbesar dipimpin sektor saham aneka industri sebesar 3,06 persen. Disusul sektor saham konstruksi anjlok 1,85 persen, dan manufaktur jatuh 1,69 persen.

Sementara dua sektor saham yang menguat, yakni sektor saham pertambangan dengan kenaikan 0,31 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 0,25 persen.

Saham-saham yang melorot, paling tinggi saham SDMU ambrol 24,77 persen, saham GLOB menyusut 24,04 persen, dan saham INTD merugi 21,26 persen.

Adapaun saham-saham yang masih menopang laju IHSG, antara lain saham JKSW dengan penguatan signifikan 34,85 persen, saham KDSI menanjak 25 persen, maupun saham SWAT untung 24,71 persen.

IHSG tidak melemah sendirian di bursa saham Asia. Indeks saham lainnya, yakni Hang Seng Hong Kong turun 1,35 persen, Kospi Korea Selatan tegelincir 1,10 persen, indeks Thailand melorot 1,81 persen, indeks saham Shanghai susut 1,37 persen, indeks saham Strait Times melemah 0,48 persen.

Namun ada indeks saham yang justru semringat, yakni indeks saham Taiwan menguat 0,12 persen dan indeks Nikkei Jepang menguat 0,61 persen.

 

 

2 dari 2 halaman

Menguat Tipis di Awal Sesi Perdagangan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona pada awal sesi perdagangan. Sempat berada di zona hijau, IHSG berbalik arah ke zona merah.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (21/6/2018), IHSG naik tipis 6,02 poin atau 0,10 persen ke posisi 5.890,01. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka melemah tipis 3,66 poin atau 0,06 persen ke posisi 5.880,44. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,28 persen ke posisi 922,61. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.

Sebanyak 78 saham melemah sehingga dorong IHSG ke zona merah. 97 saham menguat dan menahan pelemahan IHSG. 93 saham lainnya diam di tempat. IHSG berada di level tertinggi 5.897,16 dan terendah 5.870,54.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 17.362 kali dengan volume perdagangan saham 393,8 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 331,2 miliar.

Investor asing jual saham Rp 23,37 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.079. Sebagian sektor saham melemah kecuali sektor saham pertanian naik 0,15 persen. Sektor saham aneka industri turun 0,80 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar susut 0,71 persen dan sektor saham infrastruktur tergelincir 0,54 persen.

Saham-saham yang masih menguat di tengah pelemahan IHSG antara lain saham SWAT naik 18,24 persen ke posisi Rp 402 per saham, saham JPRS melonjak 7,83 persen ke posisi Rp 358 per saham, dan saham BTON menanjak 6,86 persen ke posisi Rp 218 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham BPFI turun 23,13 persen ke posisi Rp 515 per saham, saham MLPT tergelincir 15,88 persen ke posisi Rp 715 per saham, dan saham DFAM susut 9,94 persen ke posisi Rp 815 per saham,

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,46 persen, indeks saham Jepang Nikkei bertambah 0,74 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,54 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,41 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,10 persen dan indeks saham Singapura tergelincir 0,10 persen.

Video Terkini