Sukses

Bursa Asia Rontok, IHSG Merah Membara

IHSG dibuka merosot 4,005 poin atau 0,07 persen ke level 5.818,328

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih betah berada di zona merah. Seluruh sektor saham melemah, dan paling tinggi sektor saham pertambangan dan infrastruktur yang membebani gerak IHSG.

Pada pra pembukaan perdagangan saham hari ini (22/6/2018), IHSG memerah dengan penurunan 2,145 poin atau 0,04 persen di posisi 5.820,188. Indeks LQ45 pun senasih dengan pelemahan 0,66 persen ke level 906,749.

Penurunan berlanjut. IHSG dibuka terus merosot 4,005 poin atau 0,07 persen ke level 5.818,328. Indeks LQ45 melemah 0,09 persen ke level 906.440. Sebanyak 100 saham melemah, 73 saham menguat, dan 96 saham stagnan. Total frekuensi perdagangan pagi ini mencapai 16.963 kali dengan volume 393,6 juta saham senilai Rp 293,5 miliar.

Investor asing melakukan penjualan di seluruh pasar senilai Rp 27,45 miliar. Sementara dolar AS diperdagangkan Rp 14.096.

Tak ada yang menopang laju IHSG. Seluruh sektor saham berguguran. Memimpin pelemahan paling dalam, yakni sektor saham infrastruktur dan pertambangan masing-masing 0,67 persen. Diikuti sektor saham industri dasar turun 0,69 persen dan sektor saham consumer goods yang merosot 0,39 persen.

Adapun saham-saham yang terhempas jauh, di antaranya saham BBRM sebesar 17,46 persen, saham SDMU kehilangan 16,77 persen, dan saham MFIN anjlok 8.09 persen. Sementara yang naik tajam, di antaranya saham KPAL menanjak 24,54 persen, saham MFMI mendaki 23,87 persen, dan saham ATIC naik 23,25 persen.

Pelemahan IHSG sejalan dengan rontoknya bursa saham Asia, kecuali indeks saham Kospi Korea Selatan yang menguat sendirian sebesar 0,29 persen. Koreksi paling dalam terjadi pada indeks saham Nikkei Jepang sebesar 0,77 persen.

Indeks saham Taiwan jatuh 0,62 persen, indeks saham Strait Times Singapura amblas 0,59 persen, indeks saham Hang Seng Hong Kong turun 0,36 persen dan indeks saham Shanghai susut 0,04 persen.

 

 

2 dari 3 halaman

Prediksi Sebelumnya

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan saham Jumat ini (22/6/2018). Kembalinya dana asing pada pasar modal masih diharapkan bisa menopang kenaikan IHSG.

Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya meramalkan IHSG berpotensi terkoreksi hari ini. Namun, pelemahan IHSG masih terbilang wajar.

"Mengakhiri pekan pendek libur panjang, kondisi pergerakan IHSG masih berada dalam koreksi wajar. Peluang kembalinya arus dana asing masih kita harapkan untuk dorong IHSG," tuturnya di Jakarta.

William menambahkan IHSG akan berada di kisaran 5.821 hingga 6.002.

Senada, Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi juga memprediksi IHSG berpotensi melemah pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Penguatan dolar menyebabkan kekhawatiran investor meningkat pada prospek perdagangan global.

"Ditutup bervariasi, bursa saham di Asia cenderung tertekan. Sentimen ekonomi selanjutnya investor akan terfokus pada data kinerja sektor manufaktur dan jasa di akhir pekan hingga pertemuan Organisasi negara pengeskport minyak di Wina di hari jumat," ujar dia.

"Diperkirakan IHSG bergerak tertahan dengan rentan pergerakan di 5.766-5.900," tambah dia.

Sementara itu, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menyatakan IHSG berpeluang menguat pada pergerakan indeks saham. Adapun IHSG berada di level 5.746-5.960.

"Hari ini IHSG berpotensi mengalami teknikal rebound dengan kisaran di 5.746-5.960," ungkapnya.

3 dari 3 halaman

Saham yang Perlu Dicermati

Saham-saham yang dapat dicermati akibat pelemahan, William memilih PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan juga PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Sedangkan Lanjar merekomendasikan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), serta PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR).

Sementara itu, Nafan Aji menyarankan saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Pp Persero Tbk (PTPP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan juga PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).

Video Terkini