Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018-2021 akan melanjutkan serta mengembangkan program literasi pasar yang digagas jajaran direksi sebelumnya. BEI telah sosialisasi program Yuk Nabung Saham pada periode 2015-2018.
Lewat program tersebut, ditargetkan dapat meningkatkan jumlah investor dan investasi baru sebesar 15-20 persen. Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menegaskan, pihaknya akan melanjutkan berbagai program bagus yang telah digagas oleh jajaran direksi sebelumnya, serta menyempurnakannya dengan melihat potensi pasar.
"Kita lanjutkan yang bagus, kita coba lakukan penyempurnaan dengan melihat potensi pasar dan lokasinya. Jadi tidak semua daerah mungkin kita lakukan dengan cara yang sama," ujar dia di Jakarta, Jumat (29/6/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dengan begitu, ia melanjutkan, investor bisa tumbuh hingga 15 persen. Kemudian jumlah investasi meningkat 20 persen. Menurut catatan BEI, jumlah investor pasar modal sejauh ini telah mencapai 1,12 juta single investor identifikasinya (SID). Adapun optimalisasi fungsi pengembangan wilayah dan jangkauan BEI hingga akhir 2017, telah mencakup 324 galeri investasi, 29 kantor perwakilan dan 6 pusat informasi Go Public.
BEI akan lebih memilih untuk melakukan literasi edukasi terkait pasar modal kepada masyarakat. BEI memiliki dua tujuan utama dalam memperkenalkan kegiatan transaksi pasar modal.
"Pertama adalah literasi edukasi, yang mana itu memang menyasar target yang lebih luas, termasuk mahasiswa di dalamnya," ujar dia.
"Tapi untuk program-program yang mengarah langsung kepada inklusi, investor warung yang aktif, kemudian enggament terhadap investor yang selama ini sudah ada dan ingin mendapatkan alternatif produk lainnya, itu lebih tepat bukan di areanya mahasiswa tadi," tambah dia
Dia menyebutkan, secara target jumlah penarikan investor baru dari program Yuk Nabung Saham, angkanya kurang lebih akan sama yakni sekitar 7 ribu orang. Namun, ia menekankan, bakal lebih peduli dengan bentuk dan cara penerapan kampanye tersebut.
"Jadi nanti setiap kegiatan akan betul-betul selektif, kemudian targetnya betul-betul menyasar peta potensi yang sudah kita miliki. Jadi jumlah kemungkinan tidak akan begitu banyak berubah, bisa jadi berkurang, karena tadi kita melihat tujuan investor itu bertransaksi," pungkas dia.
Luncurkan Sekolah Pasar Modal Online, BEI Ingin Gandeng 23 Sekuritas
Sebelumnya, The Indonesia Capital Market Institute (TICMI) selaku anak usaha dari Bursa Efek Indonesia (BEI) berupaya mempromosikan platform digital terbarunya eClass, yakni kelas online untuk pendidikan dan sertifikasi profesi pasar modal Indonesia dan Sekolah Pasar Modal (SPM).
Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan mengatakan, BEI telah mengajak 23 sekuritas untuk ikut serta dalam program pembelajaran online tersebut. Namun begitu, baru lima yang menyatakan kesiapannya.
"Kita tetap buka untuk partner SPM ke 23 sekuritas. Kita tawarkan ke mereka, sekarang baru lima yang siap," jelasnya di Jakarta, Senin 25 Juni 2018.
Adapun kelima sekuritas yang dimaksud antara lain Indo Premier Sekuritas, Phillip Sekuritas Indonesia, Pintraco Sekuritas, Profindo International Sekuritas, dan Indosurya Sekuritas.
Lebih lanjut Nicky meyakinkan masyarakat, bahwa mereka bisa langsung membuka rekening lantaran keberadaan pihak sekuritas yang bertanggung jawab memantau peserta secara online.
Ia menambahkan, beberapa sekuritas tersebut disinyalir memiliki akses ke seluruh daerah dengan melalui kantor cabang. Sehingga membuatnya yakin proses tidak banyak terhambat oleh kendala.
"Enggak banyak kendala, rata-rata punya kantor di daerah atau kerja sama dengan galeri investasi," pungkas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement