Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah. IHSG melemah terjadi di tengah rupiah kembali menguat ke posisi 14.381 per dolar AS.
Pada penutupan perdagangan saham, IHSG turun 112,83 poin atau 1,96 persen ke posisi 5.633,93. Indeks saham LQ45 susut 2,13 persen ke posisi 882,83. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
IHSG sempat sentuh level tertinggi 5.752,31 dan terendah 5.630,10. Sebanyak 343 saham melemah sehingga menekan IHSG. 65 saham menguat dan 95 saham diam di tempat.
Advertisement
Baca Juga
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 391.164 kali dengan volume perdagangan saham 8,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,2 triliun. Investor asing jual saham Rp 535,45 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.377.
10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham industri dasar melemah 3,89 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri merosot 3,06 persen dan sektor saham infrastruktur tergelincir 2,59 persen.
Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham CSIS naik 22,98 persen ke posisi Rp 1.980 per saham, saham INCF melonjak 20,27 persen ke posisi Rp 178 per saham, dan saham DSSA mendaki 9,97 persen ke posisi Rp 20.400 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham IMAS melemah 25 persen ke posisi Rp 2.100 per saham, saham SONA turun 24,92 persen ke posisi Rp 2.470 per saham, dan saham OKAS susut 24,77 persen ke posisi Rp 161 per saham.
Sebagian besar bursa Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,41 persen, indeks saham Jepang Nikkei merosot 0,12 persen, indeks saham Singapura susut 0,09 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,58 persen.
Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,05 persen, indeks saham Thailand mendaki 1,09 persen dan indeks saham Shanghai menguat 0,41 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas Nafan Aji menuturkan, pelemahan IHSG masih didorong sentimen eksternal. Sedangkan sentiment domestik masih minim. Ia menuturkan, sentimen eksternal yang pengaruhinya yaitu akibat efek domino dari penurunan bursa Tiongkok.
Ini menyusul sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok yang masih kuat. Sedangkan rupiah masih melemah terhadap dolar AS. Hal tersebut lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Â
Sesi I, IHSG Merosot
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada sesi pertama perdagangan saham Selasa pekan. Sentimen eksternal menekan laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Selasa 3 Juli 2018, IHSG melemah 83,13 poin atau 1,45 persen ke posisi 5.663,63. Indeks saham LQ45 susut 1,6 persen. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Sebanyak 309 saham melemah sehingga menekan IHSG. 55 saham bergerak di zona hijau dan 101 saham diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai sepanjang sesi pertama. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 220.661 kali dengan volume perdagangan saham 4,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,1 triliun. Investor asing jual saham Rp 127,73 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di posisi Rp 14.460.
10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham industri dasar turun 3,39 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur tergelincir 2,15 persen dan sektor saham aneka industri susut 2,14 persen.
Saham-saham catatkan penguatan di tengah IHSG melemah antara lain saham MEGA naik 23,43 persen ke posisi Rp 4.900, saham JMAS melonjak 22,16 persen ke posisi Rp 1.075 per saham, dan saham SKYB menanjak 15,08 persen ke posisi Rp 458 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham CSIS turun 24,84 persen ke posisi Rp 1.210 per saham, saham SWAT tergelincir 23,95 persen ke posisi Rp 254 per saham dan saham OKAS melemah 21,50 persen ke posisi Rp 168 per saham.
Bursa Asia sebagian tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 2,11 persen, indeks saham Shanghai melemah 0,21 persen, indeks saham Singapura tergelincir 0,21 persen dan indeks saham Taiwan susut 0,55 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menilai, IHSG melemah dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Penurunan IHSG imbas efek domino dari penurunan bursa di China. Ini menyusul sentiment perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang masih kuat.
Selain itu, rupiah masih melemah terhadap dolar AS menurut Nafan lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Â
 Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement