Liputan6.com, New York - Wall Street ditutup menguat, dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq mencapai level tertingginya dalam dua minggu. Penguatan dipicu laporan pekerjaan AS yang mengimbangi dampak dari meningkatnya perselisihan perdagangan Amerika Serikat (AS) dengan China.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 99,74 poin, atau 0,41 persen, menjadi 24.456,48. Sementara indeks S & P 500 naik 23,21 poin, atau 0,85 persen, menjadi 2.759,82.
Baca Juga
Adapun Nasdaq Composite menambahkan 101,96 poin, atau 1,34 persen, menjadi 7.688,39. Semua dari 11 sektor utama S & P 500 membukukan keuntungan.
Advertisement
Untuk minggu ini, Dow naik 0,7 persen, S & P 500 naik 1,5 persen, dan Nasdaq naik 2,4 persen.
Pasar antara lain dipengaruhi rilis data nonfarm payrolls AS yang mencapai 213.000 pada bulan lalu, seperti dilaporkan Departemen Tenaga Kerja AS. Angka ini melampaui ekspektasi sebesar 195.000.
Sementara tingkat pengangguran naik 4 persen dan rata-rata penghasilan per jam naik 0,2 persen. Pertumbuhan upah yang moderat mengalahkan kekhawatiran jika besaran upah akan memberi tekanan bagi inflasi dan mendorong optimisme bahwa Federal Reserve akan tetap di jalur untuk menaikkan suku bunga secara bertahap.
"Ini benar-benar hasil terbaik yang bisa kami harapkan, lebih banyak pekerjaan tanpa tekanan upah yang besar," kata Kim Forrest, Manajer Portofolio Senior di Fort Pitt Capital Group di Pittsburgh.
Pada perdagangan kali ini, beberapa saham yang tercatat menguat antara lain Saham Biogen Inc yang naik 19,6 persen. Ini merupakan persentase keuntungan terbesar mereka dalam lebih dari satu dekade.
Kenaikan setelah perusahaan dan produsen obat Jepang Eisai Co mengatakan obat Alzheimer mereka menunjukkan hal baik dalam uji coba tahap pertengahan. Biogen memimpin dalam indeks S&P 500 karena menjadi salah satu pendorong terbesar.
Demikian pula sektor saham kesehatan pada indeks S&P 500 naik 1,5 persen. Ini merupakan persentase kenaikan terbesar di antara sektor-sektor utama S&P. Sementara indeks biotek Nasdaq melonjak 3,7 persen.
Tercatat jika volume perdagangan di Wall Street mencapai 5,30 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 6,98 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
Perang Dagang
Berita positif dari laporan pekerjaan AS mengimbangi ketegangan perdagangan yang meningkat antara Amerika Serikat dan China. Kedua negara itu saling menerapkan kebijakan impor senilai USD 34 miliar. Beijing menuduh Gedung Putih memicu "perang dagang skala terbesar."
Presiden AS Donald Trump telah memperingatkan bahwa AS pada akhirnya bisa menargetkan nilai barang asal China yang terkena kebijakan impor bisa mencapai lebih dari USD 500 miliar. Jumlah ini kira-kira sama dengan total impor dari China ke AS pada tahun lalu.
Meskipun pasar saham AS hanya sedikit terdampak kebijakan tarif antara Amerika dan Cina, namun beberapa investor memperingatkan bahwa ketegangan perdagangan yang berkepanjangan dapat mengacaukan pasar, karena mereka telah merasakannya beberapa kali pada tahun ini.
“Anda akan mendapatkan beberapa pasar yang terhenti, seharusnya masalah perdagangan mulai dipercepat,” kata Gerry Sparrow, Manajer Portofolio Interactive Brokers Asset Management, perusahaan investasi online yang berbasis di Boston.
Advertisement