Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau meski sempat melemah pada awal perdagangan.
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (12/7/2018), IHSG menguat 14,51 poin atau 0,25 persen ke posisi 5.907,87. Indeks saham LQ45 menanjak 0,04 persen ke posisi 930,34. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
Sebanyak 219 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 164 saham melemah dan 117 saham diam di tempat. Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.931,51 dan terendah 5.837,04.
Advertisement
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan saham 372.694 kali dengan volume perdagangan saham 8,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,9 triliun. Investor asing beli saham Rp 160,56 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.373.
Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham barang konsumsi turun 1,06 persen, sektor saham perdagangan susut 0,26 persen dan sektor saham manufaktur merosot 0,41 persen.
Sementara itu, sektor saham infrastruktur menanjak 1,45 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi mendaki 0,96 persen dan sektor saham aneka industri menanjak 0,78 persen.
Saham-saham pendatang baru catatkan penguatan terbesar. Saham NUSA naik 69,33 persen ke posisi Rp 254 per saham, saham NFCX melonjak 49,73 persen ke posisi Rp 2.770 per saham, dan saham MGRO menanjak 49,56 persen ke posisi Rp 338 per saham.
Sedangkan saham BPTR turun 22,92 persen ke posisi Rp 148 per saham, saham MLPT tergelincir 17,84 persen ke posisi Rp 760 per saham dan saham IDPR merosot 15,13 persen ke posisi Rp 645 per saham.
Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,60 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,19 persen, indeks saham Jepang Nikkei melonjak 1,17 persen dan catatkan penguatan terbesar.
Disusul indeks saham Thailand melonjak 0,10 persen, indeks saham Shanghai menguat 2,16 persen, indeks saham Singapura naik tipis 0,12 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,58 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG mampu menguat meski dibayangi ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Secara eksternal pelaku pasar global juga apresiasi langkah China untuk meminimalkan dampak besar dari perang dagang itu dengan melakukan pendekatan bisnis terhadap pelaku investor asing.
"Secara domestik, para pelaku pasar mengapresiasi keberhasilan langkah pemerintah Indonesia melalui PT Inalum untuk akuisisi 51 persen saham PT Freeport Indonesia," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
Â
IHSG Berada di Dua Zona pada Awal Sesi Perdagangan
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona pada awal perdagangan Kamis12 Juli 2018 ini. Investor asing jual saham di pagi ini.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG turun 20,31 poin atau 0,34 persen ke posisi 5.873,04. Namun kemudian pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG mampu naik 6,30 poin atau 0,11 persen ke level 5.899,52.
Adapun indeks saham LQ45 menguat tipis 0,02 persen ke posisi 929,97. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau, kecuali saham IDX30 dan JII.
Pada sesi pertama, IHSG berada di posisi tertinggi 5.903,78 dan terendah 5.873,04. Ada sebanyak 137 saham menguat dan 61 saham melemah, sementara 97 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 26.680 kali dengan volume perdagangan saham 527 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 485 miliar.
Investor asing jual saham 10 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.434.
Sebagian besar sektor saham pembentuk IHSG menguat, kecuali saham aneka industri yang melemah 0,23 persen, sektor barang konsumsi turun 0,36 persen dan manufaktur melemah 0,15 persen.
Sementara sektor saham perkebunan mencatat kenaikan terbesar sebesar 0,84 persen. Disusul sektor saham pertambangan yang naik 0,60 persen dan sektor saham industri dasar menguat 0,54 persen.
Saham yang menguat di awal sesi antara lain saham NUSA naik 69,33 persen ke posisi Rp 254 per saham, saham NFCX menguat 49,73 persen ke posisi Rp 2.770 per saham, dan saham MGRO tergelincir 49,56 persen ke posisi Rp 338 per saham.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement