Liputan6.com, Jakarta - PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP), perusahaan distribusi bahan material akan menawarkan saham terbatas dengan mekanisme tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau private placement.
Dalam pelaksanaan private placement itu, SCG Retail Holding Company Limited, perusahaan asal Thailand akan genggam 9,09 persen saham perseroan.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/7/2018), perseroan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 405,30 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dari saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.
Advertisement
Baca Juga
Harga pelaksanaan private placement sebesar Rp 800 per saham. Harga pelaksanaan tersebut memperhatikan Peraturan Pencatatan I-A yang mengatur sekurang-kurangnya sama dengan rata-rata harga penutupan saham perseroan selama kurun waktu 25 hari berturut-turut di pasar regular. Jadi total dana yang akan diraup dari hasil private placement Rp 324,24 miliar.
Pada pelaksanaan private placement, SCG Retail Holding Company Limited asal Thailand akan menerima saham baru perseroan. Persentase kepemilikan perusaaan asal Thailand itu menjadi 9,09 persen dalam perseroan.
Sesudah pelaksanaan private placement antara lain PT Buanatata Adisentosa sebesar 32,01 persen, NT Asian Discovery Master Fund sebesar 19,09 persen, Albizia Asean Oppurtunites Fund sebesar 13,28 persen, Budyanto Totong sebesar 5,65 persen, Tjia Tjhin Hwa sebesar 0,32 persen.
Kemudian masyarakat dengan kepemilikan di bawah lima persen sebesar 20,56 persen dan SCG Retail Holding Company Limited sebesar 9,09 persen.
Pada perdagangan saham Senin pekan ini, saham PT Catur Sentosa Adiprana Tbk naik 4,62 persen ke posisi Rp 680 per saham. Total frekuensi perdagangan 76 kali dengan nilai transaksi Rp 441,1 juta.
Â
OJK: Jumlah Penawaran Umum di Pasar Modal Melebihi Target
Sebelumnya, memasuki 2018, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengajak investor untuk semakin aktif berkegiatan di pasar modal. OJK menilai, pemanfaatan pasar modal sebagai alternatif sumber pembiayaan jangka panjang saat ini terus mengalami peningkatan.
Hal tersebut tidak luput dari peran pemerintah, yang dianggap telah membangun kepercayaan kepada para investor dan pelaku pasar modal untuk berpartisipasi dalam ranah tersebut.
Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK Wimboh Santoso menjelaskan, industri pasar modal nasional terus tumbuh seiring dengan kepercayaan investor kepada industri pasar modal. Indikasi pertumbuhan tersebut terlihat dari jumlah dana yang terhimpun di pasar modal melalui aksi korporasi baik melalui initial public offering (IPO), rights issue dan penerbitan obligasi pada pada 2017 yang melebihi target awal.
"Pada 2017, jumlah penawaran umum di pasar modal mencapai Rp 254,5 triliun. Itu telah melebihi target, yang hanya sebesar Rp 217 triliun," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa 2 Januari 2018.
Wimboh juga berharap, pendanaan di pasar modal Indonesia akan terus berkembang, serta mengimbangi pembiayaan di sektor perbankan yang pada 2017 dinilainya masih belum kuat.
"Pembiayaan perbankan pada tahun lalu belum sesuai dengan target perencanaan bisnis kita. Hal itu disebabkan karena sektor tersebut masih dalam proses restrukturisasi, sehingga mengalami sedikit hambatan akibat penurunan harga komoditas beberapa waktu lalu,"Â tutur dia.
Dia juga mengajak para pelaku pasar modal untuk terus membangun kredibilitas dan optimisme, demi meningkatkan pasar keuangan negara untuk ke depannya.
"Hal itu dimaksudkan, agar para investor lebih mudah dalam menguasai surat-surat berharga di pasar modal, sehingga turut meninggikan tingkat daya saing di kancah global," ujar dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement