Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal pekan ini. Investor asing cenderung beli saham.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (23/7/2018), IHSG naik 14 poin ke posisi 5.886,51. Pada pukul 09.01, IHSG naik 29,46 poin atau 0,50 persen ke posisi 5.902,25. Indeks saham LQ45 mendaki 0,94 persen ke posisi 933,85. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
Sebanyak 141 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. 49 saham melemah dan 108 saham diam di tempat.
Advertisement
Baca Juga
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.919,72 dan terendah 5.884,97. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 23.791 kali dengan volume perdagangan saham 479,2 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 379,5 miliar.
Investor asing beli saham Rp 100,06 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.453.
10 sektor saham pun kompak menguat. Sektor saham keuangan naik 1,18 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Sektor saham infrastruktur menanjak 0,98 persen dan sektor saham tambang mendaki 0,95 persen.
Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham DSSA mendaki 16,59 persen ke posisi Rp 24.600 per saham, saham RIGS melonjak 9,3 persen ke posisi Rp 188 per saham, dan saham SPMA mendaki 5,94 persen ke posisi Rp 107 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham GOLD melemah 24,68 persen ke posisi Rp 348 per saham, saham ITMA susut 5,51 persen ke posisi Rp 600 per saham, dan saham MDKI tergelincir 5,41 persen ke posisi Rp 350 per saham.
Di bursa saham Asia, indeks saham acuan bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,26 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,05 persen, indeks saham Taiwan mendaki 0,34 persen.
Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,54 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 1,15 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Indeks saham Singapura susut 0,33 persen.
Â
Prediksi Analis
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)Â berpotensi terkoreksi pada Senin 23 Juli 2018 seiring tekanan dari sisi domestik maupun eksternal. Dari sisi domestik, tekanan datang dari nilai tukar dan harga komoditas.
Sementara dari sisi eksternal, tekanan datang dari semakin kuatnya potensi kenaikan suku bunga acuan yang ke-4 kalinya oleh The Federal Reserve (The Fed).
"Pembelian dengan target investasi jangka panjang dapat dioptimalkan di saat-saat ini. IHSG bakal terkoreksi di kisaran 5.721-5.988," tutur Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya dalam ulasannya, Senin(23/7/2018).
Menambahkan, Analis PT Kresna Securities William Mamudi pun mengungkapkan IHSG berpeluang kembali tertekan. Menurut Mamudi, IHSG bakal bergerak melemah terbatas di 5.840-5.890
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi juga meramalkan IHSG melemah pada pergerakan indeks saham. Lanjar berpendapat pada awal pekan ini, IHSG masih rawan dengan pergerakan pulled back bearish trend line.
Sebagai informasi, Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini mengalami perubahan sebesar 1,20 persen menjadi 5.872,78 poin dari 5.944,07 poin pada penutupan akhir pekan lalu. Nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) di akhir pekan ini juga mengalami perubahan 1,20 persen menjadi Rp6.615,50 triliun dari Rp6.695,58 triliun pada pekan sebelumnya.
Berikut 10 saham yang direkomendasikan saat IHSG diramalkan terkoreksi:
Analis William memilih saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan juga PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).
Sedangkan Mamudi menyarankan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), serta PT Matahari Department Store Tbk (LPFF).
Kemudian Lanjar yang merekomendasikan saham PT Indika Energi Tbk (INDY), PT Pabrik Kerta Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), dan juga PT Indofarma Tbk (INAF).
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement