Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada awal pekan ini. Aksi beli investor asing menopang laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (23/7/2018), IHSG menguat 43,01 poin atau 0,73 persen ke posisi 5.915,79. Indeks saham LQ45 mendaki 1,28 persen ke posisi 936,97. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
Sebanyak 194 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 184 saham melemah dan 122 saham diam di tempat. Pada pekan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.928,09 dan terendah 5.884,97.
Advertisement
Baca Juga
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 322.330 kali dengan volume perdagangan saham 7,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,5 triliun. Investor asing beli saham Rp 450,50 miliar di pasar regular. Sementara itu, posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.483.
Sebagian sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri dasar melemah 0,44 persen dan sektor saham perdagangan susut 0,22 persen.
Sektor saham barang konsumsi naik 1,48 persen, dan catatkan penguatan cukup besar. Sektor saham infrastruktur menanjak 1,54 persen, dan cetak penguatan terbesar. Disusul sektor saham keuangan melemah 0,98 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham TCPI mendaki 19,57 persen ke posisi Rp 1.650 per saham, saham MICE menanjak 12,44 persen ke posisi Rp 470 per saham, dan saham JPFA menguat 10,50 persen ke posisi Rp 2.210 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham TRIO merosot 24,38 persen ke posisi Rp 605 per saham, saham TIRA tergelincir 20,12 persen ke posisi Rp 135 per saham, dan saham NUSA susut 10,14 persen ke posisi Rp 266 per saham.
Bursa Asia bervariasi di awal pekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,11 persen, indeks saham Thailand mendaki 0,33 persen, indeks saham Taiwan menguat 0,14 persen. Sedangkan indeks saham Shanghai menguat 1,07 persen, dan catatkan penguatan terbesar.
Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,87 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 1,33 persen, dan indeks saham Singapura merosot 0,12 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, ada sejumlah faktor dukung penguatan IHSG. Dari eksternal, minimnya sentimen perang dagang dan pernyataan dari the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat (AS). Pernyataan the Federal Reserve itu yang berdampak agresif bagi dolar AS.
Sedangkan sentimen internal, stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan pengaruhi IHSG. Selain itu, menurut Nafan, harapan terkait kinerja emiten pada kuartal II 2018 juga tuai hasil positif. "Kemudian stabilitas pergerakan rupiah terhadap dolar AS," tambah dia saat dihubungi Liputan6.com.
Â
10 Sektor Saham Menghijau Topang IHSG pada Awal Sesi
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal pekan ini. Investor asing cenderung beli saham.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (23/7/2018), IHSG naik 14 poin ke posisi 5.886,51. Pada pukul 09.01, IHSG naik 29,46 poin atau 0,50 persen ke posisi 5.902,25. Indeks saham LQ45 mendaki 0,94 persen ke posisi 933,85. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
Sebanyak 141 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. 49 saham melemah dan 108 saham diam di tempat.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.919,72 dan terendah 5.884,97. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 23.791 kali dengan volume perdagangan saham 479,2 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 379,5 miliar.
Investor asing beli saham Rp 100,06 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.453.
10 sektor saham pun kompak menguat. Sektor saham keuangan naik 1,18 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Sektor saham infrastruktur menanjak 0,98 persen dan sektor saham tambang mendaki 0,95 persen.
Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham DSSA mendaki 16,59 persen ke posisi Rp 24.600 per saham, saham RIGS melonjak 9,3 persen ke posisi Rp 188 per saham, dan saham SPMA mendaki 5,94 persen ke posisi Rp 107 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham GOLD melemah 24,68 persen ke posisi Rp 348 per saham, saham ITMA susut 5,51 persen ke posisi Rp 600 per saham, dan saham MDKI tergelincir 5,41 persen ke posisi Rp 350 per saham.
Di bursa saham Asia, indeks saham acuan bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,26 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,05 persen, indeks saham Taiwan mendaki 0,34 persen.
Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,54 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 1,15 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Indeks saham Singapura susut 0,33 persen.
Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement