Sukses

Saham Twitter dan Intel Bebani Wall Street

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah menjelang akhir pekan didorong saham Intel dan Twitter.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah menjelang akhir pekan didorong saham Intel dan Twitter. Kinerja tak sesuai harapan menekan saham Twitter.

Pelemahan wall street juga terjadi di tengah ekonomi AS tumbuh kuat pada kuartal II 2018. Tercatat ekonomi AS tumbuh 4,1 persen.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat (Sabtu pagi WIB), indeks saham Nasdaq susut 1,46 persen ke posisi 7.737,42, dan catatkan penurunan terbesar sejak 27 Juni.

Indeks saham S&P 500 melemah 0,7 persen ke posisi 2.828,82. Dengan sektor saham teknologi susut dua persen menekan laju indeks saham acuan S&P 500. Sementara itu, indeks saham Dow Jones merosot 76,01 poin ke posisi 25.451,06.

Sektor saham teknologi melemah dalam dua hari ini. Pada Kamis, sektor saham teknologi susut lebih dari 1,5 persen didorong saham Facebook catatkan penurunan terbesar.

Kemudian pada Jumat, saham Intel dan Twitter alami pelemahan usai merilis kinerja kuartalan terbaru. Penurunan terjadi usai Departemen Perdagangan mengumumkan ekonomi AS tumbuh dalam tingkat cepat sejak kuartal III 2014.

"Ketika perusahaan-perusahaan berkembang terutama perusahaan teknologi dihargai dengan sempurna. Harga untuk tidak ketidaksempurnaan cukup tinggi. Sementara itu, apresiasi untuk kalahkan penghasilan adalah jauh lebih rendah dari biasanya. Ini adalah konsekuensi ketika pasar menguat," ujar Michael Arone, Chief Investment Strategist State Street Global Advisors, seperti dikutip dari laman CNBC, Sabtu (28/7/2018).

Saham Intel turun lebih dari 8,5 persen usai umumkan penundaan chiep generasi selanjutnya. Namun, perseroan melaporkan laba lebih baik dari harapan. Sedangkan saham Twitter susut lebih dari 20 persen usai menyatakan jumlah pengguna aktif bulanan turun.

Saham Facebook dan Apple ikuti Twitter dan Intel. Saham Facebook turun 0,8 persen dan Apple melemah 1,7 persen. Sedangkan saham Netflix dan Alphabet melemah lebih dari dua persen di wall street.

 

2 dari 2 halaman

Rilis Pertumbuhan Ekonomi Tak Berdampak

Sejauh ini, lebih dari 50 perusahaan masuk indeks S&P 500 melaporkan laba. Dari perusahaan tersebut, 79,8 persen melaporkan laba lebih baik dari perkiraan.

Departemen Perdagangan AS menyatakan ekonomi AS tumbuh 4,1 persen pada kuartal II sejalan dengan harapan analis. Dalam beberapa hari terakhir, pejabat Gedung Putih telah mengindikasikan ekonomi akan kuat. "Anda akan dapat pertumbuhan ekonomi yang sangat baik. Besar," ujar Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow, sebelum rilis pertumbuhan ekonomi.

Presiden AS Donald Trump menyebutkan angka yang kuat pada Jumat. Dalam unggahannya di Twitter menulis “hebat”. Dalam konferensi pers, Trump menuturkan, ekonomi AS akan tumbuh jauh lebih tinggi dari 4,1 persen.

"Angka 4,1 persen kuat, tetapi bisikan lebih tinggi dari itu. Kurasa itu sebabnya pasar tak terlalu bereaksi," ujar Jeff Zipper, Direktur Investasi US Wealth Management.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: