Sukses

Anak Usaha United Tractors Akuisisi Tambang Martabe

PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui anak usahanya PT Danusa Tambang akuisisi 95 persen saham PT Agincourt Resources.

Liputan6.com, Jakarta - PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui anak usahanya PT Danusa Tambang akuisisi 95 persen saham PT Agincourt Resources, pemilik tambang emas Martabe di Sumatera Utara.

Mengutip keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Rabu (15/8/2018), PT United Tractors Tbk lewat anak usahanya tersebut beli 95 saham Agicounrt Resources (Singapore) Pte Ltd sebesar USD 917,90 juta dengan nilai perusahaan atau enterprise value sebesar USD 1,21 miliar. Perseroan telah menandatangani perjanjian pengambilalihan saham pada 8 Agustus 2018.

"Closing transaction masih tunggu penyelesaian beberapa condition precedents sebagaimana biasa dalam proses akuisisi," ujar Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Sara Lubis, lewat pesan singkat yang diterima Liputan6.com.

Ia menuturkan, dana akuisisi sebagian besar dari dana internal.

Perseroan akuisisi tambang emas ini juga untuk antisipasi fluktuasi harga yang dapat pengaruhi permintaan batu bara thermal ke depan. Selain itu untuk hasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

Perseroan melakukan diversifikasi usaha dengan ekspansi portofolio bisnis ke bidang mineral lainnya termasuk emas dan batu bara kokas.

Dengan akuisisi tambang emas tersebut diharapkan meningkatkan peluang baru mengembangkan unit bisnis perseroan melalui pertambangan emas, meningkatkan keuntungan dari usaha unit bisnis pertambangan dan menambah portofolio perseroan.

"Akuisisi ini untuk perluas bisnis United Tractors di tambang emas," kata Sara.

Selain itu, akuisisi tersebut meningkatkan aset perseroan dari Rp 84 triliun per 31 Maret 2018 menjadi Rp 86,66 triliun sesusah transaksi.

Sesudah transaksi, PT Agincourt Resources antara lain akan dimiliki oleh PT Danusa Tambang Resources sebesar 95 persen dan PT Artha Nugraha Agung sebesar lima persen.

PT United Tractors Tbk dan anak usaha perseroan yaitu PT Pamapersana Nusantara akan memberikan pinjaman sebesar USD 325 juta kepada Agincourt.

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

2 dari 2 halaman

Harga Komoditas Naik, Produk Alat Berat Bakal Laris Manis

Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto meyakini permintaan industri alat berat di Indonesia meningkat seiring membaiknya harga komoditas, gencarnya pembangunan sektor konstruksi, dan meningkatnya aktivitas sektor pertambangan di dalam negeri. Hal ini tentu membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Untuk itu, kami berharap kepada pelaku industri alat berat dapat memanfaatkan dengan menguatnya harga komoditas untuk memacu produksinya,” kata Menperin ketika mengunjungi pabrik PT United Tractor Pandu Engineering di Cikarang Utara, Bekasi, Kamis 5 Juli 2018.

Merujuk data Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi), dalam dua tahun terakhir terjadi kenaikan produksi alat berat. Pada 2016, produksi mencapai 3.678 unit dan 2017 menjadi sebanyak 5.609 unit. Sementara itu, produksi di kuartal I tahun 2018 tercatat 1.684 unit yang diproduksi.

Produksi alat berat sepanjang kuartal pertama tersebut, naik sebesar 46,05 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Produksi ini didominasi untuk memenuhi kebutuhan sektor konstruksi dan pertambangan.

Adapun alat berat jenis hydraulic excavator menjadi kontributor tertinggi dari total produksi di kuartal I/2018 yang mencapai 1.534 unit atau 91,09 persen. Kemudian diikuti bulldozer 89 unit, dump truck 60 unit, dan motor grader 1 unit. Sepanjang tahun 2018, produksi alat berat ditarget Hinabi bisa tembus 7.000 unit.

Guna mendongkrak daya saing industri alat berat nasional, Kementerian Perindustrian mendorong sektor ini terus berinovasi untuk menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi sesuai kebutuhan pasar saat ini. “Pemerintah akan memfasilitasi pemberian super deductible tax bagi industri yang berinovasi,” jelas Menperin.

Langkah tersebut sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0, di mana program prioritas untuk mendukung implementasi revolusi industri keempat di Tanah Air, di antaranya adalah pembangunan ekosistem inovasi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Menperin pun menyampaikan pentingnya sektor ini untuk terlibat dalam program pendidikan vokasi yang diinisasi oleh Kemenperin dengan konsep link and match antara industri dengan SMK.

“Tujuannya adalah mencetak tenaga kerja kompeten sesuai kebutuhan dunia industri saat ini. Pasalnya, engineering company seperti ini, bisa survive karena mereka megutamakan pembangunan SDM,” tegasnya.

Airlangga menambahkan, industri alat berat berperan penting mendukung kegiatan usaha lain, seperti di sektor pertambangan, pengolahan lahan hutan, pembangunan infrastruktur, serta perkebunan dan pertanian. Hal ini mendukung akselerasi program pemerintah dalam menerapkan kebijakan hilirisasi.

“Kebijakan tersebut sebagai langkah untuk meningkatkan ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk-produk industri lanjutan,” paparnya.

Di samping itu, menciptakan pula pertumbuhan bagi ekonomi lokal. “Misalnya di Kabupaten Morowali, adanya industri smelter, ekonomi di sana naik sebesar 65 persen di tahun 2015 dan mendorong peningkatan ekspor lebih dari 80 persen pada 2017,” imbuhnya.

Menteri Airlangga juga berupaya memacu industri alat berat di dalam negeri semakin meningkatkan komponen lokalnya.

“Seperti pengembangan kendaraan pedesaan multiguna yang tengah kami dorong, di mana komponen lokalnya sudah mencapai 70 persen. Jadi, kalau kita sudah bisa buat di dalam negeri, tidak perlu lagi impor,” pungkasnya.

Pada kesempatan itu, Menperin memberikan apresiasi kepada PT United Tractors Pandu Engineering (UTPE) atau lebih dikenal melalui brand-nya PATRIA, yang merupakan salah satu anak perusahaan PT United Tractors Tbk. Perusahaan ini berdiri sejak 8 Februari 1983, dengan fokus usahanya di bidang permesinan dan manufaktur untuk sektor industri alat berat, maritim, dan energi.

“Dari penjualan produknya, serta konsolidasi dengan anak-anak usahanya, UTPE memproyeksi penjualan di tahun 2018 sebesar Rp2,2 triliun, di mana 67 persen ditargetkan dari sektor industri alat berat dan sisanya industri maritime,” ungkap Presiden Direktur UTPE Hilman Risan.

Selain memenuhi kebutuhan pasar domestik, produk UTPE juga telah diekspor ke berbagai negara seperti Rusia, India, Amerika Serikat, Perancis, Australia dan kawasan Asia Tenggara. “Kami juga tengah menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi industri 4.0, dengan mentransformasi UTPE melalui intelligent plant dashboard Upaya ini menjadikan rangkaian aktivitas dan value UTPE semakin terkoneksi satu sama lain dengan baik sehingga proses produksi pun akan lebih baik,” paparnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: