Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mencatat, pendapatan sebesar US$ 1,62 miliar pada semester I 2018.
Sementara itu, laba bersih mencapai US$ 145,94 juta atau lebih dari Rp 2 triliun, dengan kurs rata-rata 6 bulan di tahun 2018 sebesar Rp 13.765 per USD selama semester I 2018.
‎Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama mengatakan, realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada semester I 2017, PGN memperoleh pendapatan sebesar USD 1,41 miliar dengan laba bersih US$ 50 juta atau Rp 670,3 miliar.Â
Advertisement
"Artinya selama Januari-Juni 2018, perusahaan berhasil meningkatkan laba bersih sebesar 191,8 persen," kata Rachmat, di Jakarta, Selasa (21/8/2018).
Baca Juga
Rachmat mengungkapkan, sumbangan terbesar bagi pendapatan dan laba bersih PGN selama enam bulan ini, berasal dari pendapatan distribusi gas bumi sebesar USD 1,27 miliar dan penjualan minyak dan gas (migas) USD 308 juta.
Pendapatan dari dua motor utama bisnis PGN tersebut meningkat dibandingkan realisasi semester I 2017 sebesar USD 1,16 miliar dari distribusi gas bumi dan sebesar USD 212 juta dari penjualan migas.
"Tahun ini penuh tantangan bagi PGN, terutama akibat dampak dari masih melambatnya perekonomian global. Kami juga bekerja keras untuk mensukseskan integrasi PT Pertamina Gas (Pertagas) sebagai anak usaha PGN," tutur Rachmat.Â
Hingga akhir Juni 2018, volume gas bumi yang didistribusikan PGN termasuk di dalamnya anak usaha PT Gagas Energi Indonesia ke pelanggan mencapai sebanyak 835,56 BBTUD, naik 11,55 persen dibandingkan realisasi semester I tahun lalu sebanyak 749,02 BBTUD.
Sementara volume gas yang ditransportasikan melalui jaringan pipa PGN dan anak usahanya PT Kalimantan Jawa Gas total sebanyak 727,4 BBTUD, naik sedikit dibandingkan volume penyaluran gas semester I 2017 sebesar 723,9 BBTUD.
"Jumlah pelanggan PGN bertambah signifikan. Sampai akhir semester I 2018, total pengguna gas bumi kami sebanyak 203.151 pelanggan. Naik 16,96 persen dibandingkan total pelanggan di semester I 2017 sebanyak 173.681 pelanggan," kata dia.
Â
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Â
PGN Pasok Gas ke Pabrik Oleochemical di Sumut
Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berhasil mengalirkan gas (gas in) ke pabrik oleochemical milik PT Musim Mas Martubung Plant, dengan volume pemakaian gas 600 - 780 ribu m3 atau setara dengan 0,77 - 1 BBTUD per bulan.
Sales Area Head PGN Wilayah Medan, Saeful Hadi mengatakan, ‎ PGN berhasil membangun jaringan pipa distribusi gas, sehingga bisa memulai gas in untuk keperluan produksi oleochemical pabrik tepat waktu. Musim Mas Martubung Plant merupakan pengembangan pabrik baru grup Musim Mas di Kota Medan.
"Perusahaan milik grup Musim Mas tersebut menjadi pelanggan baru PGN Area Medan, usai menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG)," ujar Saeful di Jakarta, Selasa 14 Agustus 2018.
Sebelumnya, PGN Area Medan berhasil memasok gas sebanyak 240 ribu m3 per bulan untuk PT Alfo Citra Abadi, perusahaan aluminium extrusion yang selama ini menggunakan batu bara sebagai sumber energi produksinya.
Perusahaan yang mengekspor jendela, lemari, tangga, dan pintu berbahan aluminium ke Australia dan Amerika Serikat ini merasakan efisiensi dengan menggunakan gas bumi dari PGN.
Sepanjang kuartal I 2018, PGN Area Medan berhasil menjual gas sebanyak 13,5 juta British Thermal Unit (MMBTU) kepada 20.400 pelanggan yang ada di kota tersebut. Realisasi tersebut 7 persenlebih tinggi dibandingkan target yang diberikan grup PGN kepada Area Medan.
"Realisasi penjualan yang melampaui target didorong oleh konsumsi dari pelanggan komersil dan industri yang terus bertumbuh, seiring dengan pertumbuhan ekonomi Kota Medan yang terus melaju pesat," tutur dia.
Musim Mas merupakan perusahaan kelapa sawit besar yang dirintis oleh Anwar Karim dari sebuah pabrik sabun Nam Cheong di Medan, Sumatera Utara pada tahun 1932,yang berada di Jl. Rawe, Kelurahan Titi Papan, Kecamatan Medan Deli, Medan, Sumatera Utara.
Dibawah kepemimpinan Bachtiar Karim, sang putra sulung, Musim Mas berkembang menjadi perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit asal Indonesia yang memiliki sejumlah cabang di beberapa negara. Pada 2004, Musim Mas juga tercatat sebagai perusahaan Indonesia yang pertama kali mendapat sertifikat Rountable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement