Sukses

Grup Astra Bakal Luncurkan Produk Fintech

PT Astra International Tbk (ASII) akan mengembangkan bisnis perusahaan di bidang keuangan dan teknologi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) akan mengembangkan bisnis perusahaan di bidang keuangan dan teknologi atau disebut financial technology (fintech).

Hal ini sebagai upaya perseroan menyesuaikan dengan pertumbuhan fintech yang pesat di dalam negeri.

Direktur PT Astra International Tbk, Paulus Bambang Widjanarko mengatakan, perseroan tinggal menunggu waktu untuk masuk ke industri fintech.

"Minggu lalu sudah diumumkan bahwa kami punya peer-to-peer landing. Kami tentu akan masuk ke arah sana karena kami punya financing yang kuat. Tinggal tunggu waktunya kami akan masuk ke fintech," tutur dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (28/8/2018).

Meski begitu, Paulus masih enggan memberikan informasi terkait alokasi dana untuk perusahaan berekspansi ke industri fintek. "Alokasi fintek belum bisa di disclose namun kami akan step by step masuk ke sana," ujar dia.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Astra International Tbk,Prijono Sugiarto menyatakan, perusahaan akan meluncurkan produk fintech dalam waktu dekat.

"Dalam waktu dekat kami juga akan luncurkan salah satu produk fintek kami juga," tutur dia.

Kata Prijono, fundamental keuangan perusahaan mendukung untuk peluncuran fintek tersebut. 

"Modal kami masuk fintech itu ada. Setiap tahun ammount finance yang diberikan pelanggan dari motor dan mobil sudah hampir Rp 80 triliun,” ujar dia.

"Ini adalah pelengkap jasa keuangan yang ada di Astra. Modal kami cukup besar dengan aset keseluruhan jasa keuangan hampir Rp 300 triliun," tambah Prijono.

 

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

2 dari 2 halaman

Astra International Kantongi Pendapatan Rp 112,55 Triliun

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan pertumbuhan laba dan pendapatan sepanjang semester I 2018. Hal itu didukung harga batu bara dan pertumbuhan ekonomi yang stabil.

PT Astra International Tbk membukukan pertumbuhan laba bersih 11 persen dari Rp 9,34 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp 10,38 triliun pada semester I 2018.

Hal itu didukung pendapatan bersih naik 15 persen menjadi Rp 112,55 triliun hingga semester I 2018. Peningkatan pendapatan itu terutama berasal dari bisnis alat berat dan pertambangan. Demikian mengutip dari keterangan tertulis Kamis 26 Juli 2018.

Kontribusi dari tiap segmen bisnis terhadap laba bersih konsolidasi Astra International antara lain bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi tumbuh 60 persen dari Rp 2,05 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp 3,28 triliun pada semester I 2018.

Disusul kontribusi laba dari teknologi informasi tumbuh 24 persen dari Rp 55 miliar pada semester I 2017 menjadi Rp 68 miliar pada semester I 2018. Selain itu, dari sektor jasa keuangan tumbuh lima persen dari Rp 2,03 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp 2,14 triliun pada semester I 2018.

Sementara itu, kontribusi laba bersih dari infrastruktur dan logistik susut 96 persen dari Rp 110 miliar pada semester I 2017 menjadi Rp 4 miliar pada semester I 2018.

Disusul bisnis properti yang merosot 29 persen menjadi Rp 48 miliar pada semester I 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 68 miliar.

Dari bisnis perkebunan, kontribusinya turun 23 persen dari Rp 815 miliar pada semester I 2017 menjadi Rp 625 miliar pada semester I 2018. Kontribusi dari bisnis perkebunan menyusut lantaran dari penurunan harga minyak kelapa sawit. Sedangkan dari sektor otomotif stagnan Rp 4,21 triliun pada semester I 2018.

"Kinerja grup Astra hingga akhir 2018 diperkirakan cukup baik, didukung dengan stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia dan harga batu bara yang stabil," ujar Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto.

Ia menuturkan, walaupun persaingan di pasar mobil dan melemahnya harga minyak kelapa sawit menjadi perhatian.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: