Sukses

Sebagian Besar Sektor Tertekan, IHSG Melemah ke 6.012,81

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.026,68 dan terendah 6.002,37.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali memerah pada pembukaan perdagangan di awal pekan ini. Sebagian besar sektor tertekan. Hanya adasatu sektor yang berada di zona hijau yaitu aneka industri. 

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (3/9/2018), IHSG menguat 3,95 poin atau 0,07 persen ke posisi 6.026,68. Penguatan tersebut tidak berlanjut. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG melemah 4,32 poin atau 0,07 persen ke posisi 6.012,81.

Indeks saham LQ45 ikut melemah 0,27 persen ke posisi 949,18. Sebagian besar indeks saham acuan kompak melemah.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.026,68 dan terendah 6.002,37.

Sebanyak 72 saham menguat tetapi tak mampu mengangkat IHSG. Sedangkan 86 saham melemah dan menekan IHSG. Selain itu 113 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 12.682 kali dengan volume perdagangan 168 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 124,2 miliar.

Investor asing beli saham Rp 2,44 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.689.

Hari ini, sebagian besar sektor saham melemah. Hanya ada satu sektor yang berada di zona hijau yaitu aneka industri dengan naik 0,27 persen.

Sektor industri dasar melemah 0,80 persen. Demikian pula pertambangan melemah 0,64 persen dan sektor saham manufaktur turun 0,40 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham MOLI mendaki 23,96 persen ke posisi Rp 1.345 per saham, saham PTRO naik 7,28 persen menjadi Rp 1.990 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BINA turun 8,47 persen ke posisi Rp 540 per saham, saham KBLI merosot 4,73 persen ke posisi Rp 282 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Prediksi Analis

Krisis ekonomi yang menempa negara Venezuela turut berdampak pada laju pergerakan saham di Indonesia, yakni Laju IHSG. Sentimen eksternal ini dipandang berperan besar menarik IHSG ke zona negatif untuk perdagangan Senin pekan ini.

Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi Taulat mengatakan, IHSG bakal terkoreksi akibat krisis pada negara itu serta pelemahan nilai tukar rupiah yang masih cukup besar pengaruhi gerak indeks. Ia memproyeksikan IHSG akan berada di rentang 5.040-6.034. 

"Melemahnya nilai tukar rupiah serta sesi bertambahnya negara emerging market yang terancam bangkrut seperti Argentina dan Turki menjadi kekhawatiran investor asing terhadap negara berkembang untuk masuk," tuturnya Senin, (3/9/2018).

"Sentimen selanjutnya pada awal bulan investor akan terfokus pada data indeks kinerja sektor manufatur, indeks harga produksi dan indeks kinerja sektor jasa," tambah dia.

Dia juga menyebutkan, data tingkat inflasi dan pertumbuhan kinerja sektor manufaktur ikut menjadi sentimen dari dalam negeri.

Pada kesempatan ini, saham-saham yang dapat dicermati menurut Lanjar antara lain adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Charoean Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Surya Semester Internusa Tbk (SSIA), PT Malindo Feedmil Tbk (MAIN), dan juga PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM).