Sukses

Window Dressing, IHSG Berpotensi Menguat ke Level 6.000

Dalam perdagangan di awal bulan ini, IHSG terproyeksi di rentang 5.900-6.050.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak menguat pada perdagangan saham Senin (1/10/2018). Sentimen pada hari ini dipandang belum ada yang menarik IHSG tersungkur di zona negatif.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menjelaskan, kondisi pasar modal yang masih dalam suasana window dressing yakni mempercantik diri menopang laju IHSG pada pergerakan indeks hari ini.

"Masih sama, karena window dressing kan menunggu laporan keuangan bulan September. Jadi berpotensi menguat," jelas dia saat berbincang dengan Liputan6.com.

Hartanto pun memprediksi, IHSG bakal tembus di level 6000. "Hari ini IHSG akan terproyeksi di rentang 5.900-6.050," ujarnya.

Senada, Analis Binaartha Parama Sekuritas Nafan Aji, turut mengungkapkan IHSG berpotensi menguat. Menurutnya, IHSG bakal melaju di teritori positif di level 5.915-6007

Adapun untuk saham moncer hari ini, Hartanto merekomendasikan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Sedangkan Nafan memilih saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT PP Properti Tbk (PPRO), serta PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Aksi Beli Investor Asing Bikin IHSG Menguat dalam Sepekan

Gerak  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu lanjutkan penguatan selama sepekan. Hal itu didukung aksi beli investor asing.

Mengutip laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia, Sabtu (29/9/2018), IHSG menguat 0,32 persen dari posisi 5.957 pada Jumat 21 September ke posisi 5.976 pada Jumat 28 September 2018.

IHSG menguat didorong aliran dana investor asing dan volatilitas saham berkurang. Saham kapitalisasi besar yang didorong saham LQ45 menguat 0,29 persen.

Aksi beli investor asing juga topang IHSG. Selama sepekan, investor asing beli saham USD 48 juta atau sekitar Rp 715,20 miliar (asumsi kurs Rp 14.900 per dolar AS). 

Sementara itu, pasar surat utang atau obligasi cenderung mendatar seiring Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan. Imbal hasil surat utang pemerintah bertenor 10 tahun mencapai 8,2 persen. Hingga Kamis, investor asing beli obligasi USD 595 juta atau sekitar Rp 8,86 triliun.

Ada sejumlah faktor yang pengaruhi pasar keuangan termasuk IHSG. Dari eksternal, sentimen perang dagang masih membayangi pasar keuangan.

China membuka diskusi dengan negara lain untuk kurangi tarif di pasar saham. China juga mengambil langkah memangkas tarif impor pada banyak barang non impor AS. Hal ini sebuah langkah untuk melindungi pelanggan China terhadap konflik yang meningkat dengan pemerintahan AS di bawah pimpinan Donald Trump.

Produk yang berpengaruh terhadap pemangkasan tarif antara lain peralatan listrik, mesin, dan tekstil. Pemangkasan tarif akan dilakukan pada 1 November 2018.