Sukses

IHSG Dibuka Naik ke 5.881, Rupiah Bertengger di 15.000 per Dolar AS

Sebanyak 115 saham menghijau sehingga menahan pelemahan IHSG.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona pada awal perdagangan Rabu ini. Pada pembukaan berada di zona merah namun kemudian berbalik arah pada pembukaan.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (3/10/2018), IHSG turun tipis 1,12 poin atau 0,02 persen ke posisi 5.874,49. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG berbalik arah dan menguat tipis 6,62 poin atau 0,12 persen ke posisi 5.881,85.

Indeks saham LQ45 naik 0,02 persen ke posisi 029,70. Sebagian besar indeks saham acuan menguat kecuali indeks saham BIsnis-27 dan Infobank15.

Sebanyak 115 saham menghijau sehingga menahan pelemahan IHSG. Selain itu 56 saham melemah dan 114 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.884,65 dan terendah 5.871,77.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 15.622 kali dengan volume perdagangan 377 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 206 miliar.

Investor asing beli saham Rp 6 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 15.000.

Sebagian besar sektor saham sama-sama menguat. Hanya ada dua sektor yang berada di zona merah yaitu barang konsumsi dan perdagangan. Sektor saham industri dasar naik 0,87 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham pertambangan mendaki 0,74 persen dan sektor saham perkebunan menanjak 0,60 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham SAPX naik 49,60 persen ke posisi Rp 374 per saham, saham CITY menanjak 24,68 persen ke posisi Rp 394 per saham, dan saham AKPI menguat 24,23 persen ke posisi Rp 1.205 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham INRU merosot 5,79 persen ke posisi Rp 470 per saham, saham NAGA turun 5,13 persen ke posisi Rp 222 per saham, dan saham PANI susut 4,33 persen ke posisi Rp 468 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Prediksi Analis

Analis Panin Sekuritas, William Hartanto, mengatakan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membuat IHSG terbilang sulit untuk menembus ke level 6.000. Oleh karena itu, ia prediksi IHSG berpotensi menguat terbatas di rentang 5.800-5.950.

"Terganggu sama dolar AS. Tapi untuk saham-sahamnya jadi bisa diakumulasi lagi. Sama seperti buy on weakness, intinya dikoleksi," tutur dia kepada Liputan6.com, Rabu pekan ini.

William menambahkan, anjloknya mata uang garuda itu berdampak khusus pada laju IHSG sepekan. "Saya memprediksi tampaknya sulit ya untuk IHSG tembus ke level 6.000 seminggu ini," ujar dia.

Sementara itu, Analis PT Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, menuturkan IHSG masih cenderung tertekan. IHSG akan bergerak di kisaran 5.820-5.920.

"Secara teknikal IHSG konfirmasi pola bearish harami dengan pulled back bearish trend line dengan break out moving average (MA) 50 harian dan menguji MA 20. Indikator stochastic terkonsolidasi negatif dengan bearish momentum RSI yang cenderung menekan terus ke area jenuh jual,” ujar dia dalam ulasannya.