Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Penguatan IHSG ini terjadi di tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali berada di posisi 15.200.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (17/10/2018), IHSG menguat 67,80 poin atau 1,17 persen ke posisi 5.868,62. Indeks saham LQ45 mendaki 1,23 persen ke posisi 928,65. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
Sebanyak 278 saham menanjak sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 126 saham melemah dan 117 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.868,62 dan terendah 5.819,17.
Advertisement
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 389.529 kali dengan volume perdagangan 8,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 452,18 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 15.209.
10 sektor saham kompak menghijau. Sektor saham infrastruktur naik 2,17 persen dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar mendaki 1,67 persen dan sektor saham pertanian mendaki 1,53 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham ISSP mendaki 34,25 persen ke posisi Rp 98, saham SURE melonjak 24,74 persen ke posisi Rp 1.210 per saham, dan saham MLPL mendaki 23,94 persen ke posisi Rp 88 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham IBFN turun 21,43 persen ke posisi Rp 330 per saham, saham CITY merosot 12,29 persen ke posisi Rp 478 per saham, dan saham MKPI susut 8,33 persen ke posisi Rp 22.000 per saham.
Sebagian besar indeks saham di bursa Asia menguat kecuali indeks saham Taiwan melemah 0,02 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 1,04 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 1,29 persen, indeks saham Thailand menguat 0,19 persen.
Selain itu, indeks saham Shanghai mendaki 0,60 persen, indeks saham Singapura menguat 1,31 persen. Sedangkan indeks saham Taiwan melemah 0,02 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji, menuturkan apresiasi para pelaku pasar terhadap stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan membuat pergerakan IHSG menguat. Apalagi didukung oleh penguatan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) dan emas turut memberikan sentimen positif bagi IHSG.
"Di sisi lain, sentimen positif juga berasal dari euforia pelaku pasar terkait dengan penyelenggaraan IMF-World Bank Annual Meetings di Bali yang dianggap sukses sehingga mampu meningkatkan citra Indonesia di mata internasional," ujar dia.
IHSG Menguat di Awal Sesi Perdagangan
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat di awal sesi perdagangan saham Rabu pekan ini. Hal tersebut ditopang bursa saham Asia yang menguat dan nilai tukar rupiah yang menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu 17 Oktober 2018, IHSG menguat 32,43 poin atau 0,56 persen ke posisi 5.823,25. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG menanjak 41,53 poin atau 0,73 persen ke posisi 5.843.
Indeks saham LQ45 menguat 0,58 persen ke posisi 922,50. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat. 169 saham mendaki sehingga mengangkat laju IHSG. 28 saham melemah dan 89 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan saham, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.847,14 dan terendah 5.826,39.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 25.196 kali dengan volume perdagangan saham 581 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 422,7 miliar. Investor asing beli saham Rp 21,94 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 15.179.
Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham barang konsumsi melemah 0,22 persen. Sektor saham infrastruktur menanjak 0,98 persen, dan catatkan penguatan terbesar di antara sektor saham lainnya. Selain itu, sektor saham tambang menguat 0,97 persen dan sektor saham industri dasar mendaki 0,66 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham SURE naik 17,53 persen ke posisi Rp 1.140 per saham, saham DIGI menanjak 12,94persen ke posisi Rp 1.135 per saham, dan saham PBSA menguat 13,87 persen ke posisi Rp 780 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MTLA merosot 6,74 persen ke posisi Rp 360 per saham, saham LMSH turun 6,25 persen ke posisi Rp 525 per saham, dan saham RICY tergelincir 4,82 persen ke posisi Rp 158 per saham.
Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 1,23 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 1,53 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,44 persen, indeks saham Singapura menguat 1,59 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,99 persen.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement