Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Hal tersebut didorong bursa saham global yang kompak tertekan.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (25/10/2018), IHSG merosot 79,46 poin atau 1,39 persen ke posisi 5.629,95. Indeks saham LQ45 tergelincir 2,22 persen ke posisi 871,33. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG merosot 80,07 poin atau 1,4 persen ke posisi 5.629,34. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,77 persen. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Advertisement
Baca Juga
Sebanyak 164 saham melemah sehingga menekan IHSG. 31 saham menguat dan 69 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.639,13 dan terendah 5.623,84.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 14.384 kali dengan volume perdagangan saham 126,8 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 184 miliar. Investor asing jual saham Rp 14,49 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 15.189.
10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham industri dasar turun 2,41 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham pertanian merosot 1,37 persen dan sektor saham manufaktur susut 1,3 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham MPRO menanjak 19,39 persen ke posisi Rp 585 per saham, saham PTSN mendaki 13,89 persen ke posisi Rp 328 per saham, dan saham RELI menanjak 7,2 persen ke posisi Rp 268 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham TPMA turun 24,42 persen ke posisi Rp 195 per saham, saham BAYU tergelincir 11,63 persen ke posisi Rp 1.900 per saham, dan saham PANS susut 9,72 persen ke posisi Rp 1.300 per saham.
Bursa saham Asia kompak merosot. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 2,18 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 2,87 persen, indeks saham Jepang Nikkei terpangkas 3,36 persen.
Selain itu, indeks saham Shanghai turun 1,7 persen, indeks saham Singapura melemah 1,39 persen dan indeks saham Taiwan turun 2,49 persen.
Prediksi IHSG
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan saham Kamis 25 Oktober 2018. Meski demikian, pelemahan IHSG tidak begitu besar.
Fund Manager PT Valbury Sekuritas Indonesia, Suryo Narpati menjelaskan, tekanan IHSG lebih disebabkan sentimen eksternal. Salah satu sentimen global yang menggiring IHSG tersungkur ialah kisruh Amerika Serikat (AS) dengan Arab Saudi atas kematian jurnalis Khashoggi.
Ia juga menyebutkan, pelemahan saham AS pada Selasa 23 Oktober 2018 akibat kinerja keuangan yang buruk menjadi sentimen negatif menahan IHSG.
"Namun, karena musim laporan laba perusahaan maka mengurangi tekanan bagi IHSG agar tidak jatuh lebih dalam. IHSG terkoreksi di support dan resistance antara 5.781-5.831," tutur dia di Jakarta.
Sementara itu, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus, menyebutkan sentimen global masih dominan menahan gerak IHSG di zona hijau. Ia proyeksi, IHSG akan bergerak di kisaran 5.670-5.757.
"Terkoreksinya bursa AS dan Eropa serta krisis yang terjadi di Italia memberikan sentimen negatif IHSG bagi para pelaku pasar," ujar dia kepada Liputan6.com.
Nico menambahkan, depresiasi nilai tukar rupiah turut memberikan pengaruh bagi IHSG.
Hal senada dikatakan Analis CSA Research Institute, Reza Priyambada. IHSG berpotensi melemah. Diharapkan IHSG dapat bertahan di atas support 5.673-5.687. Resistance diperkirakan dapat sentuh 5.718-5.738.
Sedangkan Analis PT Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya, menuturkan IHSG berpeluang menguat ditunjang masih kuatnya fundamental ekonomi Indonesia.
Ia menilai tekanan nilai tukar rupiah yang sudah mereda diharapkan dapat mendorong kembali aliran dana investor asing. Hal itu diharapkan dapat kembali dongkrak IHSG. "IHSG akan bergerak di kisaran 5.686-5.889 pada Kamis ini,” tulis William dalam ulasannya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement