Liputan6.com, Jakarta - Emiten operator taksi sudah merilis kinerja sembilan bulan pertama 2018. Hasilnya bervariasi.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (6/11/2018), PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) masih bukukan rugi bahkan membengkak.
Hingga sembilan bulan pertama 2018, perseroan mencatat rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 537,96 miliar. Dibandingkan hingga sembilan bulan pertama 2017, perseroan membukukan rugi Rp 210,57 miliar.
Advertisement
Sementara itu, pendapatan merosot 19,25 persen dari Rp 231,62 miliar hingga September 2017 menjadi Rp 187,01 miliar hingga September 2018.
Baca Juga
Beban langsung perseroan turun menjadi Rp 334,02 miliar hingga akhir September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 350,35 miliar. Hal itu membuat rugi bruto naik 23,81 persen menjadi Rp 147,01 miliar hingga akhir kuartal III 2018.
Perseroan membukukan penurunan penghasilan bunga menjadi Rp 39,18 juta hingga akhir kuartal III 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,49 miliar.
Selain itu, perseroan mencatatkan beban penurunan nilai aset tetap menjadi Rp 185,91 miliar hingga akhir kuartal III 2018. Beban lain-lain naik menjadi Rp 4,18 miliar.
Di sisi lain, perseroan membukukan laba setelah pajak dari entitas asosiasi sebesar Rp 92,94 juta, dan keuntungan dari penjualan aset tetap sebesar Rp 448,25 juta dari rugi Rp 218,54 juta pada akhir September 2017.
Dengan melihat kondisi tersebut, perseroan mencatatkan rugi per saham naik menjadi Rp 250,73 hingga akhir September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 98,14.
PT Express Transindo Utama Tbk membukukan liabilitas naik menjadi Rp 1,85 triliun pada 30 September 2018 dari posisi 31 Desember 2017 sebesar Rp 1,76 triliun. Perseroan bukukan ekuitas negatif Rp 291,77 miliar pada 30 September 2018. Perseroan kantongi kas Rp 5,89 miliar.
Â
Blue Bird Bukukan Laba Rp 334,66 Miliar hingga Akhir September 2018
Sementara itu, PT Blue Bird Tbk (BIRD) membukukan laba meski pendapatan turun tipis. Perseroan mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 10,71 persen dari Rp 302,12 miliar hingga akhir kuartal III 2017 menjadi Rp 334,66 miliar hingga akhir kuartal III 2018.
Namun, pendapatan bersih turun tipis 0,74 persen hingga akhir September 2018. Perseroan membukukan pendapatan Rp 3,13 triliun hingga akhir September 2017 menjadi Rp 3,10 triliun hingga akhir September 2018.
Beban langsung merosot 0,9 persen dari Rp 2,27 triliun hingga 30 September 2017 menjadi Rp 2,25 triliun hingga 30 September 2018. Laba bruto turun 0,21 persen.
Pada akhir September 2017, perseroan bukukan laba bruto Rp 851,97 miliar menjadi Rp 850,11 miliar hingga akhir September 2018.
Beban usaha naik menjadi Rp 442,80 miliar hingga akhir 30 September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 435,82 miliar. Hal itu mendorong laba usaha turun 2,1 persen menjadi Rp 407,30 miliar hingga akhir 30 September 2018.
Perseroan mencatatkan pendapatan lain-lain naik menjadi Rp 31,85 miliar hingga akhir 30 September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 27,09 miliar. Perseroan menurunkan beban bunga dari Rp 110,31 miliar hingga akhir September 2017 menjadi Rp 48,95 miliar hingga akhir September 2018. Selain itu, laba selisih kurs tercatat naik signifikan dari Rp 66 juta menjadi Rp 4,05 miliar.
Dengan melihat kondisi itu, perseroan membukukan laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi 134 hingga 30 September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya 121.
Total liabilitas perseroan tercatat naik menjadi Rp 1,63 triliun pada 30 September 2018 dari periode 31 Desember 2017 sebesar Rp 1,58 triliun. Ekuitas tercatat naik menjadi Rp 5,13 triliun pada 30 September 2018. Perseroan kantongi kas Rp 604,87 miliar pada 30 September 2017.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement