Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah menjelang akhir pekan ini. 10 sektor saham tertekan dorong IHSG melemah.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Jumat (9/11/2018), IHSG merosot 42 poin ke posisi 5.934. Pada pembukaan pukul 09.01 waktu JATS, IHSG turun 59,22 poin atau 0,99 persen ke posisi 5.917,49. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,41 persen ke posisi 941,12. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Sebanyak 139 saham melemah sehingga menekan IHSG. 55 saham menguat dan 104 saham diam di tempat.Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.936,03 dan terendah 5.910,12.
Advertisement
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 25.035 kali dengan volume perdagangan 792,2 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 743,7 miliar. Investor asing beli saham Rp 39,46 miliar di pasar regular. Dolar Amerika Serikat (AS) perkasa terhadap rupiah di posisi 14.619.
10 sektor saham kompak merosot. Sektor saham barang konsumsi turun 2,75 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur tergelincir 1,81 persen dan sektor saham infrastruktur susut 1,37 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham DEAL naik 69,33 persen ke posisi Rp 254 per saham, saham TIRA melonjak 26,67 persen ke posisi Rp 190 per saham, dan saham ABMM menanjak 7,01 persen ke posisi Rp 2.290 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MBTO merosot 24,19 persen ke posisi Rp 94 per saham, saham TMPO tergelincir 14,75 persen ke posisi Rp 156 per saham, dan saham DIGI susut 6,38 persen ke posisi Rp 1.100 per saham.
Di bursa saham Asia, indeks saham acuan kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,84 persen, dan bukukan penurunan terbesar.
Disusul indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,39 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,86 persen, indeks saham Shanghai susut 0,94 persen, indeks saham Singapura merosot 0,92 persen dan indeks saham Taiwan turun 1,17 persen.
Prediksi Analis
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramal akan bergerak menguat pada perdagangan saham Jumat 9 November 2018 ini. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dinilai membawa dampak baik bagi pergerakan indeks IHSG hari ini.
Selain penguatan mata uang garuda, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus mengatakan, naikknya nominal cadangan devisa (cadev) RI yang menyentuh USD 115,2 miliar pada akhir Oktober 2018 memberikan angin segar bagi gerak IHSG.
"Sentimen menguatnya nilai rupiah dan publikasi Bank Indonesia (BI) terkait posisi cadangan devisa Indonesia bulan sebesar USD 115,2 miliar tentunya akan mendukung ketahanan dan stabilitas ekonomi dalam Negeri. Hal ini jelas akan menjadi sentiment positif bagi pasar," tuturnya.
Sementara itu, lanjut Nico, sentimen eksternal juga memberi dampak positif bagi IHSG untuk melaju hijau pada perdagangan hari ini. Hasil pemilu paruh waktu di Amerika, demikian dia, partai demokrat merebut parlemen sementara Partai Republik kuasai Senat.
"Keberhasilan partai demokrat menguasai parlemen tentunya tidak menyenangkan bagi partai republik yang merupakan partai pengusung Trump," jelasnya.
"Ini akan memberikan gairah kepada emerging market tidak terkecuali Indonesia untuk mulai kembali on the track, karena tentu pergerakan ekspansif Trumph akan mulai mengalami hambatan," ia menambahkan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement