Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada hijau pada perdagangan saham Kamis (29/11/2018) ini. Investor asing beli saham Rp 758 miliar di seluruh pasar.Â
Pada penutupan perdagangan saham, IHSG menguat tinggi 115,92 poin atau 1,93 persen ke posisi 6.107,16. Sementara indeks saham LQ45 menguat 2,46 persen ke posisi 977,66. Seluruh indeks saham acuan menguat.
Ada sebanyak 256 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara 139 saham melemah dan 127 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham 513.786 kali dengan volume perdagangan saham 11,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12,9 triliun.
Baca Juga
Investor asing beli saham Rp 758 miliar di seluruh pasar. Posisi Dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.361.
Seluruh sektor saham menghijau. Sektor saham yang mencetak penguatan tertinggi yaitu kontruksi dengan naik 2,90 persen. Setelah itu disusul sektor saham berang konsumsi dengan menguat 2,87 persen dan sektor saham industri dasar dengan naik 2,41 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham INCF menguat 34,15 persen ke posisi Rp 220 per saham, saham LUCK mendaki 25 persen ke posisi Rp 535 per saham, dan saham POLA melonjak 24,88 persen ke posisi Rp 1.330 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham TALF melemah 22,80 persen ke posisi Rp 298 per saham, saham ARTO merosot 21,74 persen ke posisi Rp 144 per saham, dan saham HDTX tergelincir 17,10 persen ke posisi Rp 160 per saham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sesuai Prediksi Analis
Realisasi perdagangan hari ini sesuai dengan prediksi analis. Sebelumnya, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus mengungkapkan, fokus pada bulan ini ialah terkait kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
BACA JUGA
Meski demikian, Nico menilai Bank Indonesia (BI) telah mengantisipasi kemungkinan terburuk dari langkah yang bakal diambil oleh The Fed ke depannya. Terutama potensi dinaikkanya suku bunga acuan kembali pada bulan Desember dan Maret tahun depan oleh bank sentral tersebut.
"BI berjanji akan terus mempertahankan kebijakan moneternya. Preemptive dan Head of the Curve akan menjadi andalan di tahun 2019. Ini karena adanya waspada terhadap risiko eksternal termasuk kenaikkan suku bunga The Fed," ucapnya di Jakarta, Kamis (28/11/2018).
Nico menambahkan, BI cenderung optimistis akan kemungkinan langkah The FED beberapa pekan lagi. Menurutnya, kepercayaan ini menjadikan suasana pasar lebih stabil khususnya bagi para investor asing.
"Kenaikan suku bunga bulan November kemarin juga dikarenakan BI telah memperhitungkan 2 kali potensi kenaikkan suku bunga The Fed pada bulan Desember dan Maret. BI yang lebih optimis dan percaya diri menjadi penyejuk bagi para pelaku pasar dan investor," ucapnya.
Adapun pada hari ini, IHSG menurut Nico bakal berlabuh di rentang support dan resistance pada level 5.993-6.034.
Sementara itu, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat mengatakan, IHSG secara teknikal memang menunjukan penguatan.
Namun, IHSG berpeluang naik tertahan pada kisaran 5.960-6.045.
Advertisement