Sukses

Luhut Tegaskan Tidak Ada Papa Minta Saham dalam Divestasi Freeport

Saat ini, tengah dilakukan pembenahan persoalan teknis yakni masalah lingkungan hidup di Tambang Freeport.

Liputan6.com, Jakarta

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan tidak ada praktik 'Papa Minta Saham' dalam divestasi Freeport.

"Tidak ada papa minta saham itu. Pemda itu 10 persen. Rakyat Papua menikmati itu," kata dia, di Kantornya, Jakarta, Jumat (30/11).

Mantan Menteri ESDM ini mengatakan bahwa hal tersebut sudah ditegaskan sendiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

"Mengenai Freeport semua sudah selesai. Akhir tahun sudah selesai. Presiden minta tidak ada titip-titipan di sana. Pemda 10 persen juga harus disana nggak boleh ada swasta," tegas dia.

Saat ini, tengah dilakukan pembenahan persoalan teknis yakni masalah lingkungan hidup. Luhut yakin, persolan penanganan lingkungan hidup pun akan berjalan lancar.

"Tinggal masalah teknis yaitu masalah lingkungan saja. Tapi Menteri Lingkungan dan lainnya sudah dibahas di sana jadi saya kira tidak ada masalah. Saya pikir dananya sudah ada USD 4 berapa miliar," tandasnya.

Kemarin, Presiden Jokowi memanggil Gubernur dan Wakil Gubernur Papua, Lukas Enembe dan Klemen Tinal, ke Kantor Presiden, Jakarta. Keduanya diminta mengikuti rapat terbatas (ratas) tentang percepatan pelaksanaan divestasi PT Freeport Indonesia.

Seusai rapat, Lukas mengatakan Jokowi meminta agar pemerintah daerah Papua waspada terhadap pihak-pihak yang ingin meminta saham PT Freeport Indonesia. Jokowi mau divestasi saham PT Freeport Indonesia sebesar 51 persen dimanfaatkan untuk kepentingan Indonesia, khususnya Papua.

"Jangan sampai ada orang lain masuk dengan gelap. Banyak orang yang meminta saham. Mau bapak minta saham, mama minta saham, kan banyak. Jadi, Presiden tidak menginginkan seperti itu," kata Lukas di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Menurut Lukas, warga Papua bangga memiliki presiden seperti Jokowi. Jokowi disebut telah berhasil merebut 51 persen saham PT Freeport. Padahal, selama ini mayoritas saham Freeport dikuasai asing.

"Pikiran kita kemarin, Presiden tidak perhatikan. Ternyata memang sungguh-sungguh memihak kepada kepemilikan saham itu. Sehingga kami berkeyakinan bahwa satu-satunya Presiden yang bekerja dengan hati sehingga memperjuangkan rakyat Papua," ucapnya.

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

 

2 dari 2 halaman

Jokowi Minta Divestasi Saham Freeport Tuntas Sebelum Akhir 2018

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mendapatkan laporan bahwa beberapa hal terkait proses divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia sudah bisa dituntaskan. Proses tersebut di antaranya, di bulan September yang lalu sudah ditandatangani Divestment AgreementSales and Purchase Agreement, dan Subscription Agreement.

“Saya juga mengikuti bahwa ada beberapa tahap lanjutan yang masih perlu penyelesaian yang perlu dipercepat,” kata Jokowi seperti dikutip dari laman Setkab, Kamis (29/11/2018).

Untuk itu, Jokowi meminta laporan mengenai perkembangan beberapa masalah yang masih perlu segera dituntaskan, seperti penyelesaian isu lingkungan, masalah limbah, masalah tailing.

Selain itu, juga isu perubahan kontrak karya menjadi IUPK, kemudian kepemilikan saham pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten Timika, dan juga hal-hal yang terkait dengan jaminan fiskal, perpajakan, royalti, stabilitas investasi.

“Saya minta semua tahapan proses divestasi itu bisa diselesaikan dan sudah final kita harapkan sebelum akhir 2018 ini, semuanya rampung,” ucap Jokowi.

Ia pun menegaskan, proses divestasi Freeport Indonesia adalah sebuah langkah besar untuk mengembalikan mayoritas kepemilikan sumber daya alam yang sangat strategis ke pangkuan ibu Pertiwi.

“Akan kita gunakan sebesar-besarnya untuk peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, utamanya rakyat Papua,” sambung Jokowi.

 

Video Terkini