Sukses

2 Sentimen Ini Bikin Bursa Asia Tersungkur

Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Ada apa?

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Bursa Asia tertekan jelang pertemuan the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan adanya kabar penangkapan CFO Huawei Meng Wanzhou.

Pada perdagangan saham Kamis, (6/12/2018), indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 2,62 persen pada sesi pagi. Hal itu dipicu saham Tencent koreksi lebih dari 3,6 persen. Saham ZTE koreksi 5,94 persen. Indeks saham Shanghai tergelincir 1,28 persen dan indeks saham Shenzhen susut 1,32 persen.

Bursa saham China merosot lantaran pelaku pasar fokus terhadap perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Selain itu, ada kabar CFO Huawei Meng Wanzhou ditangkap di Kanada menjadi sentimen negatif. Berdasarkan laporan grup Eurasia, penangkapan itu bisa menambah babak baru dalam hubungan AS-China.

"Permintaan penangkapan dan ekstradisi oleh pemerintah AS mewakili eskalasi baru dan utama yang menjadi serangkaian upaya AS untuk menahan perusahaan China bertanggung jawab atas pelanggaran hukum AS beberapa tahun lalu," tulis dalam catatan, seperti dikutip dari laman CNBC, Kamis (6/12/2018).

Indeks saham acuan di Bursa saham Asia lainnya yaitu indeks saham Jepang Nikkei melemah 2,4 persen. Indeks saham Jepang Topix merosot 2,16 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 1,41 persen.

Hal itu didorong saham Samsung Electronics turun 1,93 persen. Indeks saham Australia ASX 200 tergelincir 0,52 persen. Bursa berjangka AS, indeks saham Dow Jones berjangka melemah. Diikuti indeks saham S&P 500 dan Nasdaq.

 

2 dari 2 halaman

Pertemuan OPEC Bayangi Bursa Saham Asia

Jelang pertemuan OPEC juga pengaruhi bursa global. Negara tergabung dalam OPEC dan negara penghasil minyak utama lainnya akan bertemu pada Kamis waktu setempat. Pertemuan itu akan membahas kebijakan produksi minyak mentah..

"Fokusnya adalah pada minyak. Pertemuan awal jelang diskusi resmi OPEC menunjukkan kesepakatan untuk pemotongan produksi," tulis Head of Foreign Exchange Strategy National Australia Bank, Ray Attrill dalam ulasannya.

Selain itu, Presiden AS Donald Trump menyerukan OPEC untuk mempertahankan produksi minyak sebagaimana adanya jelang pertemuan OPEC.

Sepanjang 2018, Trump secara terbuka menyalahkan OPEC atas kenaikan harga minyak dan meminta mengambil langkah-langkah untuk kurangi harga minyak. Adapun pada perdagangan Kamis, harga minyak mentah Brent susut 0,76 persen menjadi USD 61,09 per barel dan harga minyak mentah AS tergelincir 0,98 persen menjadi USD 52,37 per barel.

Di pasar uang, indeks dolar AS berada di posisi 97,01 usai sentuh level tertinggi 97,04. Yen diperdagangkan di posisi 112,67 per dolar AS.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini: