Liputan6.com, New York - Bursa Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup melemah seiring berita penangkapan seorang eksekutif perusahaan teknologi tinggi dari Cina yang dikhawatirkan menimbulkan ketegangan baru antara Amerika Serikat (AS) dan China terkait perdagangan.
Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average .DJI turun 78,05 poin, atau 0,31 persen, menjadi 24.949,02. Sementara indeks S & P 500 .SPX kehilangan 4,1 poin, atau 0,15 persen, menjadi 2,695.96 dan Nasdaq Composite .IXIC menambahkan 29,83 poin, atau 0,42 persen, menjadi 7.188,26.
Advertisement
Baca Juga
Bursa AS sempat libur pada pertengahan pekan terkait hari berkabung bagi mantan Presiden George H.W. Bush, yang meninggal pada hari Jumat.
Pasar kali ini dibayangi terkait penangkapan Chief Financial Officer (CFO) dari perusahaan pembuat peralatan telekomunikasi Huawei Technologies HWT.UL yang ditangkap di Kanada dan menghadapi ekstradisi ke AS.
Penangkapan membuat antusiasme investor memudar yang sempat optimis menyusul gencatan senjata yang dicapai selama akhir pekan antara AS dan China. Gencatan senjata mendorong beberapa harapan terkait perdagangan kedua negara, yang telah mengaburkan prospek pasar saham tahun ini.
"Jelas, penangkapan CFO Huawei adalah katalis individu yang menyebabkan gerakan saham hari ini lebih rendah," kata Mark Hackett, Kepala Penelitian Investasi di Nationwide.
Seiring penurunan pasar kali ini, indeks S & P 500 tergelincir kembali ke wilayah negatif pada 2018. Saham jatuh mendekati level pada bulan Oktober dan November.
Penurunan harga minyak juga memukul sektor energi yang merupakan grup pada indeks S & P 500 dan menjadi kinerja terburuk.
Pasar anjlok saat Trump menyatakan 'Saya adalah orang tarif.' Ini membuat saham sektor energi langsung merosot 3,3 persen.
Adapun harga minyak jatuh setelah OPEC dan negara-negara pengekspor sekutu mengakhiri pertemuan tanpa mengumumkan keputusan untuk memangkas produksi minyak mentah.
Kerugian indeks S & P 500 berkurang seiring keuntungan yang diraih Amazon (AMZN.O), Netflix (NFLX.O) dan beberapa saham teknologi dan internet lainnya yang sempat terpukul sangat keras selama kemunduran pasar dalam beberapa bulan terakhir.
Tercatat, indeks S&P 500 membukukan posisi 4 tertinggi baru dalam 52-minggu dan 70 terendah baru; Nasdaq Composite mencatat 8 tertinggi baru dan 351 terendah baru.
Peringati Hari Berkabung Nasional untuk George HW Bush, Wall Street Tutup
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tutup peringati hari berkabung nasional untuk Presiden AS ke-41 George H.W. Bush pada Rabu waktu setempat.
George H.W Bush tutup usia pada Jumat pekan lalu. Pemakaman kenegaraannya dilakukan pada Rabu 5 Desember 2018. The New York Stock Exchange dan Nasdaq tutup untuk menghormati mendiang Presiden George H.W. Bush yang meninggal pada usia 94 tahun.
“Kami ingat Presiden Bush sebagai seorang veteran yang berjuang melawan totalitarinisme, negarawan yang mengadvokasi kebebasan, dan pemimpin yang melayani negaranya, dan seorang yang berbakti kepada keluarga,” ujar Presiden NYSE Group Stacey Cunningham, seperti dikutip dari laman USA Today, Kamis (6/12/2018).
Baca Juga
Selain itu, pasar obligasi AS juga tutup untuk perdagangan Rabu waktu setempat. Hal itu berdasarkan rekomendasi dari Asosiasi Industri Sekuritas dan Pasar Keuangan atau lebih dikenal SIFMA.
Merupakan tradisi bursa saham AS tutup selama pemakaman kepala negara. Penutupan wall street terakhir pada 2 Januari 2007 untuk pemakaman mantan Presiden AS Gerald Ford. Selain itu, pada Juni 2004 untuk Ronald Reagan dan April 1994 untuk Richard Nixon.
Selain wall street, semua kantor federal juga tutup. Namun, beberapa karyawan dalam peran tertentu harus melapor bekerja pada hari itu. Demikian juga Mahkamah Agung dan DPR. Demikian kutip laman foxbusiness.com.
Layanan pos AS juga akan tutup dan menangguhkan pengiriman surat biasa. Namun, beberapa pengiriman paket akan berlanjut. Beberapa bank dan pengadilan lokal di seluruh negeri juga tutup. Sedangkan sistem pembayaran the Federal Reserve akan berfungsi seperti biasa.
Advertisement