Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona pada awal perdagangan saham. IHSG sempat melemah terbatas di tengah aksi jual investor asing.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (17/12/2018), IHSG turun tipis 6,21 poin atau 0,10 persen ke posisi 6.163,6. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG menguat terbatas 2,1 poin ke posisi 6.172.
Sebanyak 94 saham merosot. Sedangkan 120 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 124 saham diam di tempat.
Advertisement
Di awal sesi perdagangan, IHSG sempat bergerak di posisi tertinggi 6.174,22 dan terendah 6.157,07. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 28.604 kali dengan volume perdagangan 636,2 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 322,9 miliar. Investor asing jual saham Rp 8,32 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.625.
Baca Juga
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham infrastruktur naik 0,72 persen, sektor saham tambang mendaki 0,18 persen, sektor saham perdagangan menguat 0,13 persen dan sektor saham pertanian naik 0,09 persen. Sementara itu, sektor saham konstruksi menyusut 0,36 persen, sektor saham aneka industri tergelincir 0,46 persen dan sektor saham industri dasar merosot 0,19 persen.
Saham-saham yang tercatat menguat antara lain saham GLOB menanjak 24,78 persen ke posisi Rp 282 per saham, saham KONI mendaki 20,59 persen ke posisi Rp 410 per saham, dan saham JKSW menguat 18,46 persen ke posisi Rp 77 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MERK merosot 14 persen ke posisi Rp 6.475 per saham, saham SMDM turun 6,47 persen ke posisi Rp 130 per saham, dan saham RIMO tergelincir 6,4 persen ke posisi Rp 161 per saham.
Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,30 persen, indeks saham Shanghai susut 0,65 persen.
Sementara itu, indeks saham Singapura naik 1,16 persen, indeks saham Taiwan mendaki 0,14 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,61 persen dan indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,07 persen.
Prediksi Analis
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak menguat pada perdagangan saham di awal pekan ini 17 Desember 2018. Analis berpendapat, laju IHSG berpeluang positif dengan diperdagangkan di kisaran 6.118-6.194.
Managing Director Jagartha Advisors, FX Iwan mengatakan, IHSG berpotensi perkasa menunggu pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pekan ini. Ia memperkirakan, IHSG bakal melaju positif di kisaran level support dan resistance di 6.050-6.280.
"Untuk perdagangan pekan ini, fokus kembali tertuju pada FOMC meeting The Fed pada tanggal 18-19 Desember dengan konsensus bahwa kenaikan suku bunga akan kembali dilakukan pada bulan ini," ujarnya kepada awak media di Jakarta.
Adapun sambil menunggu keputusan FOMC ini, sambung dia, pergerakan indeks kemungkinan di perdagangkan dengan melanjutkan penguatan terbatas didorong sentimen positif dari sisi eksternal.
Setali tiga uang dengan Iwan, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada berpendapat, IHSG berpotensi bergerak naik disebabkan katalis positif dari dalam negeri. Menurutnya, kondisi perekonomian RI kini mendukung IHSG untuk melesat naik pada perdagangan saham hari ini.
Meski demikian, IHSG tetap dibayangi oleh aksi ambil untung (profit taking) yang dapat mengkerek IHSG untuk tersungkur.
"Apalagi jika sentimen yang ada tidak cukup baik mendukung kenaikan lanjutan maka IHSG pun dapat berbalik melemah. Diharapkan sentimen dari dalam negeri masih dapat positif untuk menjaga tren kenaikan IHSG," kata dia.
Adapun Reza memprediksi IHSG bergerak ke zona hijau dalam rentang support di 6.118 dan resistance di 6.194.
Melihat kondisi ini, pilihan saham yang dapat dijadikan rekomendasi menurut Iwan adalah saham-saham dengan valuasi yang atraktif dan berpotensi mengalami earnings upgrade.
Saham tersebut antara lain seperti saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Sedangkan Reza menyarankan saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), serta PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement