Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah mengikuti bursa saham global. Tekanan IHSG terjadi usai bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan 0,25 persen menjadi 2,25 persen-2,5 persen.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (20/12/2018), IHSG turun 31,15 poin atau 0,50 persen ke posisi 6.144,93.
Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG terkoreksi 26,19 poin atau 0,42 persen ke posisi 6.149,95. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,82 persen. Sebagian besar indeks saham acuan kompak melemah.
Advertisement
Baca Juga
Sebanyak 90 saham melemah dan 92 saham menguat. 123 saham diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG melemah di posisi terendah 6.139,56 dan tertinggi 6.152,07.
Total frekuensi perdagangan saham 19.623 kali dengan volume perdagangan 162,8 juta. Nilai transaksi harian saham Rp 239,7 miliar. Investor asing jual saham Rp 9,38 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.505.
Saham-saham cenderung menguat pada awal sesi. Saham TIRA naik 34,08 persen ke posisi Rp 240 per saham, saham GLOB menanjak 25 persen ke posisi Rp 550 per saham, dan saham KONI mendaki 22,43 persen ke posisi Rp 655 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BIKA merosot 12 persen ke posisi Rp 220 per saham, saham TFCO tergelincir 6,67 persen ke posisi Rp 630 per saham, dan saham EXCL susut 1,96 persen ke posisi Rp 2.000 per saham.
Sebagian besar bursa saham Asia kompak tertekan kecuali indeks saham Singapura menghijau di 3.058. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,41 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 0,52 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 1,39 persen. Selain itu, indeks saham Shanghai susut 0,33 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,66 persen.
Â
Prediksi Analis
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melaju naik pada perdagangan saham Kamis 20 Desember 2018.
Sentimen internal hingga eksternal diprediksi mewarnai perdagangan saham hari ini. Dari luar negeri, hasil putusan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung 19 Desember 2018 waktu setempat membayangi pasar modal termasuk IHSG.
The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) bakal menahan kenaikan suku bunga acuannya kali ini.Â
"Investor berspekulasi jika The Fed menahan suku bunganya. Jadi fokus selanjutnya ialah penekanan harga minyak mentah dengan melepas produksi Amerika Serikat (AS) guna menstabilkan inflasi," ucap Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat di Jakarta.Â
Menurut dia, pertemuan FOMC ini bakal menjadi motor penggerak yang akan diikuti dengan pertemuan bank sentral lain setelahnya. Itu salah satunya dengan Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan kebijakan moneternya melalui suku bunga acuannya pada hari ini.Â
Tak hanya itu, rencana AS-China menahan pertemuan pada Januari untuk menegosiasikan gencatan senjata yang lebih luas menjadi angin positif bagi IHSG. Ia menuturkan, IHSG berpeluang melaju positif di kisaran level 6.138-6.210
Sementara itu, Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin J. Sebayang mengungkapkan, hasil putusan pertemuan FOMC memang meresahkan investor. Meski demikian, ia masih menyambut positif terkait pergerakan IHSG untuk hari ini.Â
Adapun menurut dia, IHSG berpotensi menutup perdagangan Kamis di zona hijau. IHSG bakal berlabuh di kisaran 6.002-6.335.Â
Untuk saham rekomendasi pada hari ini, Lanjar Nafi menyarankan saham PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Sedangkan Edwin menganjurkan saham PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK), PT Mahkota Group Tbk (MGRO), serta PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ).
Â
 Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement