Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengaku tetap optimis dengan kinerja pasar saham di 2019. Padahal 2019 menjadi tahun politik dimana akan berlangsung pemilihan umum.
Dari pengalaman tahun-tahun politik yang pernah dilalui, kinerja pasar tak berkolerasi dengan pesta politik yang berlangsung.
Baca Juga
"Kalau dilihat dari historicalnya, tidak ada korelasi antara pemilu dengan kinerja indeks kita. Jadi kami optimis tidak akan mempengaruhi pasar. Kalau riak-riak kecil biasa, tapu kembali lagi nanti,"Â jelas Inarno di BEI, Jumat (28/12/2018).
Advertisement
Meski optimis, namun Inarno mengaku tak memasang target yang tinggi dalam hal jumlah perusahaan yang melakukan IPO. Jika tahun 2018 targetnya sebanyak 35 emiten baru, maka pada 2019, ditargetkan dengan jumlah yang sama.
"Kita justru enggak turunkan target (IPO) itu sebagai bentuk optimisme kita meski ada pemilu," tegasnya.
Tak hanya itu, pelaku pasar modal tetap optimistis investor akan tetap tumbuh signifikan tahun depan.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) berkeyakinan jumlah investor pasar modal bisa bertumbuh setidaknya 44 persen dari posisi per 26 Desember 2018 yang mencapai 1,62 juta single investor identification (SID).
"Pertumbuhan jumlah investor (SID) pada tahun depan diharapkan minimal saham dengan pertumbuhan di 2018 sebesar 44,06 persen," kata Direktur Utama KSEI, Friderica Widyasari Dewi.
Menurutnya, saat ini jumlah investor saham dan reksa dana cukup seimbang, namun laju pertumbuhan investor reksa dana lebih cepat untuk tahun ini.
"Karena, channel untuk instrumen reksa dana lebih banyak yang bisa melalui bank atau outlet penjual reksa dana," imbuhnya.
Selain itu, lanjut dia, pertumbuhan jumlah investor reksa dana yang cepat tersebut juga sejalan dengan pertumbuhan investor usia muda.
Reporter: Anggun P Situmorang
Sumber: Merdeka.com