Sukses

Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Global Picu Wall Street Ditutup Bervariasi

Kali ini, volume perdagangan saham AS mencapai 6,94 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7,88 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Liputan6.com, New York - Wall street ditutup bervariasi, dengan indeks S&P 500 naik lebih tinggi tetapi Dow melemah. Sementara indeks Nasdaq naik dipicu laju saham perusahaan pembuat chip.

Hal ini dipicu kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global dan sengketa perdagangan yang belum terselesaikan antara Amerika dan China, melemahkan serentetan laporan pendapatan perusahaan yang kuat.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 22,38 poin, atau 0,09 persen, menjadi 24.553,24. Sementara indeks S&P 500 naik 3,63 poin, atau 0,14 persen, menjadi 2.642,33 dan Nasdaq Composite bertambah 47,70 poin, atau 0,68 persen, menjadi 7.073,46.

Bursa saham AS kali ini dipengaruhi komentar Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross, yang menyatakan jika AS dan China masih jauh dari mencapai kesepakatan perdagangan, yang mengurangi antusiasme investor. Ini meski penghasilan kuartal keempat perusahaan dilaporkan secara umum tumbuh positif.

"Apa yang kami lihat adalah kenaikan pendapatan yang positif diimbangi oleh risiko politik yang meningkat sangat cepat," kata Wakil Ketua dan Kepala Strategi Pasar Bruderman Asset Management Oliver Pursche, di New York.

Dia mengatakan jika awalnya masih ada harapan terkait sengketa dagang. "Tetapi kemudian sekretaris perdagangan mengatakan bahwa kita terpisah satu sama lain dalam kesepakatan perdagangan China dan ini meniadakan hal positif itu," tambah dia.

Adapun perusahaan pembuat chip memimpin kenaikan Nasdaq. Xilinx Inc dan Lam Research Corp melaporkan hasil kuartalan yang mengalahkan ekspektasi analis. Texas Instruments Inc, membukukan laba yang lebih baik dari perkiraan.

Kemudian Philadelphia SE Semiconductor Index, di bawah tekanan dalam beberapa bulan terakhir setelah Apple Inc memperingatkan berkurangnya permintaan smartphone. Ini terlihat dari kenaikan persentase satu hari terbesar sejak 26 Desember, mencapai 5,7 persen.

Namun, bahkan dalam menghadapi hasil perusahaan yang optimis, kekhawatiran seputar tarif dan penutupan pemerintah federal terpanjang dalam sejarah membebani investor.

"Saat ini pasar akan tetap dalam kisaran perdagangan yang relatif ketat sampai mereka mendapatkan berita yang lebih baik. Saat ini tidak ada alasan untuk menjual tetapi juga tidak ada alasan untuk membeli," tambah Pursche.

 

Di sisi lain, maskapai penerbangan komersial American Airlines Group Inc, Southwest Airlines Co dan JetBlue Airways Corp, melaporkan pendapatan triwulanan yang melampaui perkiraan konsensus di tengah meningkatnya tekanan terkait dengan penutupan pemerintah. Indeks S&P 500 Airlines tercatat naik 3,3 persen.

Union Pacific Corp juga melaporkan laba yang mengejutkan. Operator kereta api, bersama dengan perusahaan penerbangan dan perusahaan lain, adalah konstituen dari indeks Transportasi Dow Jones yang diawasi ketat, mengakhiri sesi dengan naik 1,1 persen.

Pada musim pelaporan kuartal keempat ini berjalan lancar. Dengan hampir seperlima perusahaan S&P 500 yang melaporkan pendapatannya, sebesar 75,3 persen telah melampaui estimasi. Analis melihat pertumbuhan laba S&P mencapai 14,2 persen untuk kuartal ini.

Saham Textron Inc melonjak 5,6 persen setelah mengalahkan estimasi laba analis dan memperkirakan laba 2019 lebih baik dari perkiraan.

Namun, saham perusahaan pertambangan Freeport-McMoRan Inc turun 13,1 persen setelah kehilangan ekspektasi laba kuartal keempat karena jatuhnya harga tembaga.

Kali ini, volume perdagangan saham AS mencapai 6,94 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7,88 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.