Liputan6.com, Jakarta - PT Armada Berjaya Trans Tbk resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada Kamis (21/2/2019).
Emiten dengan kode saham JAYA ini menjadi perusahaan keenam yang melantai di BEI pada 2019, atau perusahaan tercatat ke-624.Â
Harga saham JAYA pada saat pembukaan perdagangan di BEI pukul 09.00 WIB, naik lima persen atau Rp 144 menjadi Rp 432, dari harga Penawaran Umum Perdana (PUP) yang sebesar Rp 288 per lembar saham.
Advertisement
Hal itu menyebabkan saham JAYA terkena penolakan otomatis (auto rejection) oleh Jakarta Automated Trading System (JATS), lantaran kenaikan harga saham melebihi ketentuan persentase tertinggi harian khusus saham PUP sebesar 50 persen.
Baca Juga
Adapun volume perdagangan saham di pasar reguler hingga waktu JAYA catatkan saham perdananya mencapai 1.100 unit senilai Rp 388,800.Â
Sementara jumlah saham perseroan yang dilepas ke publik mencapai 150 juta unit, atau sebesar 40 persen dari modal disetor dan ditempatkan JAYA setelah PUP. Dari aksi korporasi ini, perseroan memperoleh tambahan modal sebesar Rp 43,2 miliar.
Bersamaan dengan penawaran saham baru, JAYA juga menerbitkan Waran Seri I sebanyak 75 juta unit dengan harga pelaksanaan Rp 680 per saham. Itu setara dengan 33,33 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka PUP.
Dari penawaran waran seri I tersebut, JAYA memperoleh tambahan modal sebesar Rp 51 miliar.
Â
Armada Berjaya Jadi Pendatang Baru
Sebelumnya, PT Armada Berjaya Trans Tbk, perusahaan bergerak di usaha angkutan motor untuk barang umum mencatatkan saham perdana pada Kamis (21/2/2019). Perseroan mencatatkan saham di papan pengembangan dengan kode JAYA.
Mengutip data KSEI, emiten ke-6 yang catatkan saham pada 2019 ini melepas 150 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 ke publik dalam rangka penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Jumlah tersebut sebanyak 40 persen saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO. Harga perdana saham Rp 288. Jadi total dana yang diraup dari hasil IPO sebesar Rp 43,20 miliar.
Selain itu, perseroan juga menerbitkan sebanyak 75 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan. Jumlah tersebut sebanyak-banyaknya 33,33 persen dari total jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Waran seri I diberikan secara cuma-Cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham.
Setiap pemegang dua saham baru, perseroan berhak memperoleh satu waran dengan setiap waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru. Harga pelaksanaan waran sebesar Rp 680. Waran ini diberikan sebagai pemanis dalam IPO untuk menarik investor.
Distribusi saham dan waran secara elektronik dilakukan pada 20 Februari 2019. Awal perdagangan waran seri I pada 21 Februari 2019, akhir perdagangan waran seri I di pasar regular dan negosiasi pada 16 Februari 2019 dan di pasar tunai pada 18 Februari 2019. Periode pelaksanaan waran seri I pada 21 Agustus 2019-21 Februari 2021. Berakhirnya masa berlaku waran seri I pada 19 Februari 2021.
Dana hasil IPO antara lain digunakan untuk pembelian 61 unit truk berdasarkan perhitungan harga beli saat ini, sekitar 11,12 persen untuk pembuatan karoseri unit truk, dan 0,24 persen untuk modal kerja.
Dalam pelaksanaan IPO ini, perseroan telah menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement