Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada perdagangan saham menjelang akhir pekan ini. Hal itu di tengah aksi jual investor asing.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (22/2/2019), IHSG merosot 36,38 poin atau 0,56 persen ke posisi 6.501,37. Indeks saham LQ45 susut 0,88 persen ke posisi 1.015,46. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Sebanyak 219 saham melemah sehingga menekan IHSG. 171 saham menguat dan 142 saham diam di tempat. Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.530,22 dan terendah 6.481,47.
Advertisement
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan saham 423.946 kali dengan volume perdagangan saham 16,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10 triliun. Investor asing jual saham Rp 111,66 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.058.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham tambang naik 0,23 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 0,83 persen.
Sektor saham industri dasar merosot 1,66 persen, mencatatkan pelemahan terbesar. Selain itu, sektor saham manufaktur susut 0,90 persen dan sektor saham konstruksi merosot 0,86 persen.
Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham INTD naik 34,75 persen ke posisi 190 per saham, saham OCAP menguat 34,72 persen ke posisi 97 per saham, dan saham JAYA mendaki 25 persen ke posisi 540 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham ALDO turun 23,16 persen ke posisi 1.095 per saham, saham IBFN merosot 12,78 persen ke posisi 232 per saham, dan saham TBIG turun 5,41 persen ke posisi 4.200 per saham.
Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,65 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,08 persen, indeks saham Thailand mendaki 0,68 persen, indeks saham Shanghai tercatat naik 1,91 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,03 persen.
Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,18 persen dan indeks saham Singapura terpangkas 0,24 persen.
"Minimnya sentimen positif dari domestik mendorong pelemahan IHSG," ujar Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menuturkan, pelemahan IHSG ikuti pelemahan dari bursa regional di Asia. Ini mengingat penutupan bursa di wall street juga melemah akibat data makro ekonomi AS yang negatif.
IHSG Merosot pada Awal Sesi Perdagangan
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada awal sesi perdagangan hari ini. Adapun rupiah berada di posisi 14.080 per Dolar Amerika Serikat (AS).
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Jumat 22 Februari 2019, IHSG melemah 19,5 poin atau 0,30 persen ke posisi 6.518,18. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG kembali turun 13,1 poin atau 0,20 persen ke posisi 6.524,6.
Indeks saham LQ45 juga melemah 0,37 persen ke posisi 1.020,6. Sebagian besar indeks saham acuan melemah kecuali DBX.
Sebanyak 83 saham menguat namun tak mampu membawa IHSG menghijau. Sebanyak 113 saham diam di tempat dan 60 saham melemah.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.530,22 dan terendah 6.518,18.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 10.935 kali dengan volume perdagangan 304,7 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 215,6 miliar.
Investor asing jual saham Rp 5,3 miliar di total pasar. Posisi Dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.080.
Adapun sektor saham yang menghijau antara lain industri perkebunan yang naik 0,12 persen, sektor saham barang pertambangan naik 0,13 persen dan sektor saham perdagangan menguat 0,13 persen.
Sementara itu, sektor saham yang melemah antara lain aneka industri 0,37 persen, sektor saham keuangan turun 0,32 persen dan sektor saham manufaktur menguat 0,31 persen.
Saham yang mencatat penguatan antara lain BRAM sebesar 14,29 persen menjadi 8.000 dan MSK yang naik 8,37 menjadi 1.295. Sementara yang melemah GTBO turun 4,03 persen menjadi 238 dan GJTL sebesar 2,55 persen menjadi 765.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement