Liputan6.com, Jakarta - Wall Street menguat pada perdagangan Jumat didorong oleh pertumbuhan pekerjaan pada bulan Maret yang lebih baik dari perkiraan. Pertumbuhan pekerjaan tersebut meredakan kekhawatiran perlambatan ekonomi yang telah mengguncang pasar keuangan selama setahun terakhir.
Mengutip Reuters, Sabtu (6/4/2019), Dow Jones Industrial Average naik 40,36 poin atau 0,15 persen menjadi 26.424,99. Untuk S&P 500 naik 13,35 poin atau 0,46 persen menjadi 2.892,74. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 46,91 poin, atau 0,59 persen menjadi 7.938,69.
Advertisement
Baca Juga
Dengan keuntungan yang dicetak pada perdagangana Jumat, patokan S&P 500 telah ditutup lebih tinggi selama tujuh hari perdagangan berturut-turut. Ini merupakan kenaikan beruntun terpanjang sejak Oktober 2017.
Untuk diketahui, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan penggajian non-pertanian naik 196.000 pekerjaan pada bulan Maret, melampaui perkiraan pekerjaan baru oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters yang tercatat 180.000 pekerjaan.
Data untuk Februari direvisi naik ke kenaikan 33.000 pekerjaan, bukan 20.000 seperti yang dilaporkan sebelumnya, kenaikan terkecil sejak September 2017.
"Sebelumnya dengan data-data yang negatif membuat orang berpikir akan resesi. Namun dengan adanya data hari ini menghilangkan ketakutan tersebut," jelas Andrew Slimmon, manajer portofolio senior di Morgan Stanley Investment Management, New York, AS.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kinerja Saham
Pada perdagangan Jumat, sektor energi melonjak 1,7 persen, persentase kenaikan terbesar di antara semua sektor pembentuk indeks S&P 500. Penguatan sektor energi tersebut karena harga minyak menguat setelah rilis data pekerjaan AS dan harapan bahwa konflik di Libya dapat memperketat pasokan.
Saham teknologi naik 0,4 persen, rebound dari penurunan Kamis karena saham Apple Inc dan Microsoft Corp naik.
Saham Boeing Co turun 1 persen setelah UBS memangkas target harga dan mengatakan laporan awal menyusul kecelakaan fatal Ethiopian Airlines bulan lalu yang menunjuk pada perangkat lunak anti-stan MCAS sebagai kontributor kecelakaan.
Perangkat lunak ini juga terlibat dalam kecelakaan fatal pada bulan Oktober dari jet Lion Air 737 MAX di Indonesia.
Advertisement