Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tak menampik niatan maskapai Lion Air untuk menjadi perusahaan terbuka (go public).
Direktur Penilaian BEI, I Nyoman Gede Yetna mengaku keinginan Lion Air untuk go public telah terlihat pada semester II-2018. Lantaran, manajemen Lion Air menghadiri program master class IPO dari BEI tahun lalu.
"Tim Lion Air telah menghadiri IPO Master Class yang diadakan di Bursa. Kegiatan ini dirancang untuk menyiapkan tim dari calon emiten untuk melakukan IPO khususnya yang telah memiliki rencana yang matang untuk segera go public," ujar dia di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Advertisement
Baca Juga
Meski demikian, Nyoman menuturkan BEI belum secara resmi menerima dokumen manajemen Lion Air terkait kepentingan go public itu.
"Pada saat ini, dokumen secara resmi belum diterima Bursa. Bursa menyambut baik apabila Perseroan segera merealisasikan rencana tersebut," ujar dia.
Nyoman mengungkapkan, master class IPO memang dirancang khusus untuk mematangkan langkah suatu perusahaan untuk merealisasikan IPO.
"Kelas ini dirancang khusus dengan memberikan materi secara komprehensif dan melibatkan profesi penunjang pasar modal sebagai pembicara," ujar dia.
Sementara itu, melansir dari Reuters 21 Maret 2019, Lion Air berniat melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan mengincar dana segar sebesar Rp 14 triliun.
Bila Lion Air IPO dan mendapatkan dana Rp 14 triliun, penjualan saham itu akan jadi IPO terbesar ketiga di Indonesia. Hal itu berdasarkan data Bloomberg.
BEI Targetkan 75 Perusahaan Melantai di BEI pada 2019
Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan 75 perusahaan baru akan melantai perdana di pasar modal tahun ini. Rencana tersebut masuk ke dalam program IDX Iniatives Go Public 2019.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Gede Yetna mengaku optimistis dengan target tersebut. Itu karena BEI sudah siapkan 5 langkah khusus dalam meraih tujuan itu.
"Strategi kita ada 5 yakni Go Public Branding, Institutional Relation, High Level Approach, Stakeholder Engagement, dan Issuer Incentive," ujarnya di Jakarta, Rabu 20 Maret 2019.
Dia menambahkan, 75 perusahaan yang akan melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) itu terdiri dari perusahaan menerbitkan obligasi, melepaskan saham, dan menerbitkan kontrak investasi kolektik (KIK).
Dari 75 perusahaan yang akan IPO itu, lanjutnya, 57 diantaranya merupakan perusahaan yang akan mencatatkan saham (IPO melalui saham). Adapun saat ini didalam pipeline BEI terdapat 14 perusahaan yang akan menjadi perusahaan tercatat.
5 diantaranya bergerak disektor properti, real estate, consumer goods, infrastruktur, keuangan dan perdagangan. Sementara itu, untuk periode Januari 2019-20 Maret 2019 sudah ada 7 perusahaan tercatat yang melantai di bei.
Itu dengan total dana masyarakat yang berhasil dihimpun dari ketujuh perusahaan mencapai Rp 1.148 triliun.
"Dari bulan Januari sampai 20 Maret sudah ada 7 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI. Terbaru pagi tadi, Wahana Interfood Nusantara (COCO) IPO," pungkasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement