Sukses

Perdagangan Saham Libur Saat Pemilu 17 April

Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan 17 April 2019 sebagai hari libur bursa.

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan 17 April  2019 sebagai hari libur bursa. Pada 17 April 2019 bertepatan dengan pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2019.

Hal ini ditetapkan dalam pengumuman bursa Nomor Peng-00032/BEI.POP/04-2019. Keputusan tersebut menunjuk Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang pemilihan umum dalam buku ketiga, Bab I, Pasal 167 ayat 3 yang menyatakan bawah pemungutan suara dilaksanakan secara serentak pada hari libur atau hari yang diliburkan secara nasional.

Selain itu, peraturan komisi pemilihan umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum Nomor 7 Tahun 2017 tentang tahapan, program dan jadwal penyelenggaraan pemilihan umum tahun 2019 yang menerangkan  jadwal pemungutan dan penghitungan suara akan diselenggarakan pada 17 April 2019.

Dengan ini diumumkan 17 April 2019 ditetapkan sebagai libur bursa. Adapun pengumuman tersebut diteken Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dan Direktur BEI Laksono Widodo.

Kalender libur bursa pada April 2019 antara lain 3 April 2019 peringati hari Isra Miraj Nabi Muhammad, 17 April 2019 sebagai hari pemilihan umum dan 19 April 2019 wafat Isa Al Masih.

 

2 dari 2 halaman

Tahun Pemilu, Bos BEI Yakin Kinerja Bursa Tetap Kinclong

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengaku tetap optimis dengan kinerja pasar saham di 2019. Padahal 2019 menjadi tahun politik dimana akan berlangsung pemilihan umum.

Dari pengalaman tahun-tahun politik yang pernah dilalui, kinerja pasar tak berkolerasi dengan pesta politik yang berlangsung.

"Kalau dilihat dari historicalnya, tidak ada korelasi antara pemilu dengan kinerja indeks kita. Jadi kami optimis tidak akan mempengaruhi pasar. Kalau riak-riak kecil biasa, tapu kembali lagi nanti," jelas Inarno di BEI, Jumat 28 Desember 2018.

Meski optimis, namun Inarno mengaku tak memasang target yang tinggi dalam hal jumlah perusahaan yang melakukan IPO. Jika tahun 2018 targetnya sebanyak 35 emiten baru, maka pada 2019, ditargetkan dengan jumlah yang sama.

"Kita justru enggak turunkan target (IPO) itu sebagai bentuk optimisme kita meski ada pemilu," tegasnya.

Tak hanya itu, pelaku pasar modal tetap optimistis investor akan tetap tumbuh signifikan tahun depan.

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) berkeyakinan jumlah investor pasar modal bisa bertumbuh setidaknya 44 persen dari posisi per 26 Desember 2018 yang mencapai 1,62 juta single investor identification (SID).

"Pertumbuhan jumlah investor (SID) pada tahun depan diharapkan minimal saham dengan pertumbuhan di 2018 sebesar 44,06 persen," kata Direktur Utama KSEI, Friderica Widyasari Dewi.

Menurutnya, saat ini jumlah investor saham dan reksa dana cukup seimbang, namun laju pertumbuhan investor reksa dana lebih cepat untuk tahun ini.

"Karena, channel untuk instrumen reksa dana lebih banyak yang bisa melalui bank atau outlet penjual reksa dana," imbuhnya.

Selain itu, lanjut dia, pertumbuhan jumlah investor reksa dana yang cepat tersebut juga sejalan dengan pertumbuhan investor usia muda.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Â