Liputan6.com, Jakarta - PT Meta Epsi Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi (10/4/2019). Perusahaan dengan kode saham MTPS merupakan perusahaan ke-8 dan emiten ke-626 yang melakukan penawaran saham perdana atau Innitial Public Offering (IPO).
Perseroan bergerak di bidang engineering, procurement dan construction (EPC). Pada pencatatan saham perdana ini, saham MTPS naik 50 persen atau 160 poin ke level Rp 480.
Saham MTPS ditransaksikan sebanyak 16 kali dengan volume sebanyak 512 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 24,58 juta. Presiden Direktur PT Meta Epsi Tbk, Kahar Anwar mengatakan, harga Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO) saham MTPS tercatat sebesar Rp 320 per unit.
Advertisement
Baca Juga
Adapun jumlah saham Perseroan yang dilepas ke publik mencapai 625 juta unit. Itu sebesar 30 persen dari modal disetor dan ditempatkan MTPS setelah IPO. Dari aksi korporasi ini, Perseroan memperoleh tambahan modal sebesar Rp 200 miliar.
"Seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek akan digunakan 100 persen untuk modal kerja yaitu keseluruhannya untuk proyek baru Perseroan dan yang sedang berjalan," tuturnya Rabu (10/4/2019).
Dia menambahkan, secara bersamaan Perseroan juga menerbitkan sebanyak 500.000.000 unit waran seri I dengan harga pelaksanaan Rp 400 per unit. Setiap pemegang 10 saham akan memperoleh delapan waran seri I.
Dari penawaran waran seri I tersebut, MTPS nantinya akan memperoleh tambahan modal sebesar Rp 200 miliar. Sebagai informasi, dalam aksi korporasi ini, MTPS menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai perusahaan penjamin emisi efek.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Jadi Pendatang Baru di BEI
Sebelumnya, PT Meta Epsi Tbk akan mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) dengan kode saham MTPS di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu 10 April 2019.
Presiden Direktur MTPS Kahar Anwar mengatakan, harga penawaran umum perdana saham MTPS tercatat sebesar Rp 320 per unit.
Adapun jumlah saham perseroan yang dilepas ke publik mencapai 625 juta unit. Itu sebesar 30 persen dari modal disetor dan ditempatkan MTPS setelah IPO.
Dari aksi korporasi ini, perseroan memperoleh tambahan modal sebesar Rp 200 miliar. Perusahaan di bidang jasa konstruksi ini akan menjadi emiten ke-8 di BEI tahun 2019 atau perusahaan tercatat ke-626.
“Seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek akan digunakan 100 persen untuk modal kerja yaitu keseluruhannya untuk proyek baru Perseroan dan yang sedang berjalan," tuturnya di Jakarta Rabu.
Dia menambahkan, secara bersamaan Perseroan juga menerbitkan sebanyak 500.000.000 unit waran seri I dengan harga pelaksanaan Rp 400 per unit.
Setiap pemegang 10 saham akan memperoleh delapan waran seri I. Dari penawaran waran seri I tersebut, MTPS nantinya akan memperoleh tambahan modal sebesar Rp 200 miliar.
“Dana yang diperoleh Perseroan dari pelaksanaan waran seri I, jika dilaksanakan seluruhnya oleh pemegang waran, maka seluruhnya juga akan digunakan untuk modal kerja,” ujarnya.
Sebagai informasi, dalam aksi korporasi ini, MTPS menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai perusahaan penjamin emisi efek.
MTPS mencatat aset sebesar Rp 207,2 miliar per September 2018. Sementara itu, pendapatan yang dibukukan perseroan mencapai Rp 36,1 miliar dan laba Rp 5,7 miliar per September 2018.
Advertisement
IHSG Melemah Saat Awal Perdagangan
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan Rabu pekan ini. Tekanan IHSG terjadi di tengah bursa saham Asia dan global merosot.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (10/4/2019), IHSG turun 7,56 poin atau 0,12 persen ke posisi 6.476,78. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG tergelincir 13,78 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.470,56. Indeks saham LQ45 susut 0,35 persen ke posisi 1.020,71. Sebagian besar indeks saham acuan tergelincir.
Sebanyak 92 saham melemah dan 67 saham menguat. 98 saham diam di tempat.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.478,16 dan terendah 6.462,11.
Total frekuensi perdagangan saham 13.203 kali dengan volume perdagangan 1,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 388,6 miliar. Investor asing jual saham Rp 2,67 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.155.
10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham infrastruktur susut 1,02 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi tergelincir 0,57 persen dan sektor saham aneka industri merosot 0,51 persen.
Saham pendatang baru MTPS melonjak 50 persen ke posisi Rp 480 per saham, saham MFMI mendaki 20,69 persen ke posisi Rp 700 per saham, dan saham GHON menanjak 16,79 persen ke posisi Rp 1.600 per saham.
Sedangkan sektor saham yang melemah antara lain saham BSSR turun 5,16 persen ke posisi Rp 2.020 per saham, saham SRTG merosot 4 persen ke posisi Rp 3.600 per saham, dan saham IMJS susut 3,57 persen ke posisi Rp 635 per saham.
Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,70 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,27 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,73 persen.
Selain itu, indeks saham Shanghai melemah 0,87 persen, indeks saham Singapura turun 0,05 persen dan indeks saham Taiwan susut 0,27 persen.