Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat usai pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2019. Sentimen pemilu 2019 dinilai akan direspons positif pelaku pasar.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG berpotensi menguat didorong euforia pelaksanaan pemilu yang aman dan damai. Selain itu, hasil penghitungan cepat sementara oleh lembaga survei juga memberikan katalis positif.
Berdasarkan sejumlah hasil hitung cepat dari lembaga survei, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan calon wakil presiden nomor urut 01 Ma-ruf Amin masih memimpin.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, data ekonomi Indonesia seperti neraca perdagangan surplus USD 540 juta pada Maret 2019 juga memberikan tenaga untuk IHSG.
"Stabilitas fundamental makro ekonomi yang inklusif dan berkesinambungan juga mendorong IHSG menguat,” ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (18/4/2019).
Sedangkan dari eksternal, proses negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS)-China berjalan baik juga akan pengaruhi pasar. Ditambah sentimen dovish dari pernyataan bank sentral Amerika Serikat dan data makro ekonomi China yang positif antara lain produksi industri dan penjualan ritel.
"IHSG berpeluang menguat secara teknikal. Ini terlihat dari pola three advancing soldiers candlestick pattern. IHSG akan bergerak di kisaran 6.421,62-6.515,07," ujar Nafan.
Analis PT Indosurya Sekuritas, Willian Suryawijaya memprediksi hal sama. IHSG berpeluang menguat seiring stabilnya fundamental perekonomian. William prediksi, IHSG bergerak di kisaran 6.389-6.556.
Hal senada dikatakan Kepala Riset PT Samuel International Harry Su. IHSG akan menanjak seiring rupiah juga menguat terhadap dolar Amerika Serikat.
* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
IHSG Bakal Reli Usai Pemilu
Sementara itu, dalam laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia, hasil Pemilu 2019 tidak ada kejutan. IHSG akan berpeluang menguat dan diharapkan reli 5 persen-7 persen usai Pemilu. Hal ini dapat dilihat dari data historical.
Berdasarkan data Ashmore, pada Pemilu 7 Juli 2009, IHSG menanjak 13 persen usai Pemilu. Sementara itu, pada Pemilu 9 Juli 2014, IHSG menguat satu persen usai Pemilu. Sebelum pelaksanaan Pemilu 9 Juli 2014, IHSG berada di posisi 5.024 pada 7 Juli 2019 dan sesuda pelaksanaan pemilu yaitu 10 Juli 2014, IHSG berada di kisaran 5.097.Saat itu Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) memenangkan Pemilu.
Ashmore pun memilih saham untuk salah satu portofolio yang dicermati ketimbang obligasi. Hal itu meski obligasi masih menarik karena inflasi rendah, nilai tukar rupiah stabil terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan potensi suku bunga acuan dipangkas pada semester II 2019.
Ashmore pun memilih saham-saham bank, bahan bangunan, konstruksi, infrastruktur dan konsumen.
Adapun sejumlah hal yang perlu dicermati usai Pemilu 2019 antara lain aliran dana investor asing, kebijakan pemerintah untuk menarik foreign direct investment (FDI), dan potensi suku bunga acuan turun pada semester II 2019.
Advertisement
Pilihan Saham
Untuk saham-saham yang dapat dicermati antara lain saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Sedangkan Nafan memilih saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan PT Erajawa Swasembada Tbk (ERAA).