Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak ke zona hijau pada perdagangan saham Kamis (25/4/2019).
IHSG akan bergerak di kisaran 6.429- 6.468. Penguatan IHSG disebabkan perdagangan saham hari ini cenderung minim sentimen.
Oleh karena itu, investor akan wait and see merepons situasi yang terjadi di pasar. Penetapan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) serta rilis investasi asing atau foreign direct investment (FDI) diprediksi mempengaruhi laju IHSG.
Advertisement
"Tetapi untuk hari ini perhatian ke pasar lebih kepada laporan laba perusahaan kuartal I-2019. Setidaknya ini bisa jadi salah satu katalis positif hari ini," tutur Fund Manager PT Valbury Capital Management Suryo Narpati, Kamis pekan ini.
Baca Juga
Ia memperkirakan, IHSG melaju ke zona hijau di rentang 6.425-6.492. Meski begitu, Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi berpendapat lain. IHSG, menurut dia akan melemah hingga akhir pekan dengan support dan resistance 6.410-6.480.
"IHSG semakin menguatkan bearish trend line (tren menurun) yang terbentuk sejak bulan lalu dengan jangka waktu trend hingga medium term. Sehingga kami masih memprediksi pergerakan akan tertekan hari ini," ujar dia.
Saham laik dibeli hari ini ialah saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Harum Energy Tbk (HRUM), serta PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Kemudian saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Medco International Tbk (MEDC).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Penutupan IHSG Kemarin
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu keluar dari zona merah pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Aksi jual investor asing menekan laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu 24 April 2019, IHSG melemah 14,93 poin atau 0,23 persen ke posisi 6.447,88. Indeks saham LQ45 susut 0,23 persen ke posisi 1.020,12. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.
Sebanyak 213 saham melemah sehingga menekan laju IHSG. 187 saham menguat dan 134 saham diam di tempat.
Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.472,52 dan terendah 6.433,97.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 416.082 kali dengan volume perdagangan 14,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,4 triliun. Investor asing jual saham Rp 582,85 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.095.
Sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham konstruksi naik 0,50 persen dan sektor saham perdagangan menguat 0,41 persen. Sektor saham pertanian melemah 1,93 persen, dan catatkan penurunan terbesar.
Disusul sektor saham industri dasar turun 1,51 persen dan sektor saham manufaktur melemah 0,43 persen.
Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar antara lain saham CAKK naik 24,78 persen ke posisi Rp 141 per saham, saham OASA melonjak 24,67 persen ke posisi Rp 374 per saham, dan saham WIIM meroket 17,19 persen ke posisi Rp 300 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham HRME turun 20,69 persen ke posisi Rp 460 per saham, saham CPRI tergelincir 14,50 persen ke posisi Rp 112 per saham, dan saham TRIO merosot 10,74 persen ke posisi Rp 108 per saham.
Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,53 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,88 persen, dan indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,27 persen.
Sementara itu, indeks saham Thailand naik 0,26 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,09 persen, indeks saham Singapura bertambah 0,27 persen dan indeks saham Taiwan naik tipis 0,02 persen.
Advertisement