Liputan6.com, Jakarta - PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) akan membagikan dividen final untuk tahun buku 2018 sebesar Rp 31 per saham. Dengan begitu, total dividen 2018 mencapai Rp 51 per saham.
Pembagian sisa dividen telah disetujui dalam Rapat Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Surya Citra Media Tbk pada Kamis, (16/5/2019). Adapun, sisa laba bersih 2018 juga akan digunakan untuk pengembangan usaha ke depan.
Direktur PT Surya Citra Media Tbk, Rusmiyati Djajaseputra menuturkan, dividen final dibagikan Rp 31 per saham dengan total dividen 2018 mencapai Rp 51 per saham. Sebelumnya perseroan telah membagikan dividen interim 2018 sebesar Rp 20 per saham yang sudah dibayar pada 28 Desember 2018.
Advertisement
"Untuk dividen payout rasionya 50 persen," ujar Direktur PT Surya Citra Media Tbk, Rusmiyati Djajaseputra, saat paparan publik di SCTV Tower.
Baca Juga
Rencana jadwal pembagian dividen interim yaitu cum dividen di pasar regular dan negosiasi pada 24 Mei 2019, ex dividen di pasar regular dan negosiasi pada 27 Mei 2019, cum dividen di pasar tunai (recording date) pada 28 Mei 2019, ex dividen di pasar tunai pada 29 Mei 2019. Pembayaran dividen dilakukan pada 14 Juni 2019.
PT Surya Citra Media Tbk membukukan kinerja positif sepanjang 2018. Tercatat laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 11,51 persen menjadi Rp 1,48 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,33 triliun. Pertumbuhan laba didukung dari pendapatan naik 12,30 persen menjadi Rp 5 triliun pada 2018.
Selain itu, PT Surya Citra Media Tbk juga memimpin rata-rata audience share sepanjang 2018. Tercatat audience share PT Surya Citra Media Tbk mencapai 32,8 persen yang didukung dari dua stasiun televisi free to air (FTA) SCTV dan Indosiar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Akuisisi Perusahaan Media dan Digital
PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) juga mendapatkan restu pemegang saham untuk akuisisi perusahaan media dan modal ventura dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 16 Mei 2019.
Perusahaan media dan modal ventura itu sebelumnya di bawah induk usaha perseroan yaitu PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).
Direktur Utama PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), Sutanto Hartono menuturkan, pihaknya telah mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk pembelian aset digital di PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK). Perusahaan yang diakuisisi antara lain PT Vidio Dot Com, PT Kapanlagi Dot Com Networks, dan PT Binary Ventura Indonesia.
Dengan akuisisi ini diharapkan dapat mengembangkan usaha dan memperkuat posisi sebagai perusahaan media dan konten yang terintegrasi baik media dan konten secara menyeluruh.
"Sehubungan rencana sudah terbukti bahwa sekarang ini perlu ekspansi dari bisnis kita. Media televisi sebagai penerima paling besar kue iklan. Tetapi kita pun ingin ekspansi defisini kue iklan tak hanya terbatas di industri televisi, tetapi industri iklan secara keseluruhan. Salah satu hangat dibicarakan orang growth dari pada iklan yang masuk media digital. Masuknya KLY dan Vidio.com memudahkan SCM untuk memberikan multiplatform kepada pengiklan. Sehingga konten dan message dari pada iklan dan kampanye mereka tujukan kepada pemirsa dan potensial cosumer mereka akan lebih komprehensif dengan multiplatform ketimbang single multiplatform," ujar Sutanto saat paparan publik di Gedung SCTV, Jakarta.
Selain itu, Sutanto menuturkan, perseroan juga memproduksi konten yang didistribusikan tidak hanya lewat media televisi tetapi juga media digital. Dengan begitu juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengiklan.
"Konten-konten ini dibuat khusus. Klien memiliki digital aset punya website sehingga konten dimanfaatkan lewat pengiklan," ujar Sutanto.
Dengan begitu, akuisisi diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan kinerja keuangan perseroan di masa mendatang. Adapun perseroan akuisisi 99 persen saham PT Vidio Dot Com (Vidio.com), 50 persen plus 1 PT Kapanlagi Dot Com Networks (KLY), dan 99 persen saham PT Binary Ventura Indonesia. Total nilai akuisisi perseroan tersebut Rp 360 miliar. Diharapkan proses akuisisi perseroan itu selesai pada akhir Mei 2019.
"Proses hari ini sudah mendapatkan persetujuan pemegang saham dan eksekusi. Akhir bulan ini," kata Sutanto.
Dalam RUPSLB juga menyetujui pelaksanaan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) maksimal 10 persen dari jumlah modal ditempatkan dan telah disetor perseroan atau 1.462.160.123 saham.
Dana hasil private placement digunakan untuk akuisisi tiga perseroan media dan digital tersebut, dan sisanya digunakan untuk penambahan modal kerja perseroan.
Dalam pelaksanaan private placement ini, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau disebut Emtek pun berkomtmen untuk melakukan penambahan penyertaan dalam modal disetor perseroan melalui private placement tersebut.
"Kami punya waktu dua tahun untuk lakukan private placement. Untuk hari ini baru Emtek saja,” ujar dia.
Advertisement
Kinerja Kuartal I 2019
Kinerja positif PT Surya Citra Media Tbk berlanjut hingga kuartal I 2019. Perseroan membukukan pendapatan tumbuh 8,1 persen menjadi Rp 1,25 triliun hingga kuartal I 2019 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,15 triliun.
Hal itu mendorong laba periode berjalan naik 9,5 persen dari Rp 359,76 miliar hingga kuartal I 2018 menjadi Rp 394,09 miliar hingga kuartal I 2019.
Direktur Utama PT Surya Citra Media Tbk, Sutanto Hartono optimistis kinerja keuangan perseroan positifberlanjut pada kuartal II 2019. Ini didukung ada momen Ramadan dan Lebaran. Pendapatan kontribusi iklan akan disumbangkan dari e-commerce.
"Kuartal kedua selama April-Mei pertumbuhan cukup healthy memang ada dua faktor yaitu Ramadan setiap tahun maju dua minggu. Juga tingginya demand dari e-commerce itu engine growth, cukup puas dari achievement performa kita melihat program Ramadan, Sinetron SCTV masih mampu untuk dominasi seperti Pencari Tuhan season 12 ternyata mencapai performance sangat baik, maupun sinetron dan juga di Indosiar, dibandingkan performance Ramadan tahun lalu ada peningkatan sehingga kita melihat ada demand masyarakat, ada performa penguatan sebelumnya, cukup optimis akan mendapat hasil positif di Ramadan ini," kata Sutanto.
Perseroan juga menganggarkan belanja modal Rp 580 miliar pada 2019. Dana belanja modal berasal dari dana internal.
Sutanto menuturkan, dana belanja modal itu digunakan untuk mainantenance, proyek baru di Jawa Timur dan fasilitas di Jakarta.
"Dana belanja modal secara umum untuk maintenance Rp 200 miliar, sisanya proyek baru yang dicanangkan, infrastruktur di Surabaya, Jawa Timur yang cukup signifikan, fasilitas di Jakarta," kata Sutanto.