Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu bertahan lama di zona hijau. Pada awal sesi perdagangan, laju IHSG bergerak di zona merah.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (22/5/2019), IHSG melemah tipis 2,98 poin atau 0,05 persen ke posisi 5.948,38. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG susut 9,26 poin atau 0,16 persen ke posisi 5.942,10. Akan tetapi, IHSG kembali turun hingga 25,39 poin.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.950,46 dan terendah 5.921,37. Sebanyak 122 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. 52 saham menguat dan 128 saham diam di tempat.
Advertisement
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan saham 16.766 kali dengan volume perdagangan 1,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 414,3 miliar. Investor asing melakukan aksi beli Rp 4,85 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.490.
10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham aneka industri turun 1,24 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur tergelincir 0,79 persen dan sektor saham pertanian susu 0,78 persen.
Saham-saham yang mencatatkan penguatan di tengah IHSG melemah antara lain saham ARTA naik 24,5 persen ke posisi Rp 498 per saham, saham IBFN mendaki 24 persen ke posisi Rp 248 per saham dan saham TELE menanjak 15 persen ke posisi Rp 690 per saham.
Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham POSA turun 6,53 persen ke posisi Rp 372 per saham, saham SMRU merosot 5,69 persen ke posisi Rp 116 per saham, dan saham MAPA tergelincir 3,85 persen ke posisi Rp 5.000 per saham.
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,46 persen, indeks saham Jepang Nikkei mengaut 0,37 persen, indeks saham Singapura menanjak 0,32 persen dan indeks saham Taiwan naik 0,37 persen.
Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,14 persen dan indeks saham Shanghai susut 0,03 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, pergerakan IHSG hanya dipengaruhi sentimen eksternal. Sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang berpotensi pengaruhi pelemahan IHSG.
"Adapun peran pemerintah dalam menjaga tingkat stabilitas politik dan keamanan dieksekusi dengan efektif, sehingga stabilitas fundamental makro ekonomi masih terpelihara dengan efektif," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
Saat ditanya mengenai dampak aksi 22 Mei, Nafan menilai hal itu belum terlalu pengaruhi. Hal ini selama pemerintah mampu menjaga kepercayaan investor.
Ia menilai, pemerintah mampu jaga tingkat stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan sehingga berikan katalis positif bagi meningkatnya tingkat kepercayaan investor.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Prediksi Analis
Sebelumnya, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan akan tergelincir pada perdagangan saham hari ini.
Analis PT Artha Sekuritas Christoper Jordan memaparkan, IHSG kemungkinan terkoreksi merespons aksi demonstrasi 22 Mei pada hari ini. Selain itu, sentimen global juga masih bayangi laju gerak IHSG di bursa saham.
"Investor melihat adanya risiko politik dari dalam negeri. Karenanya, IHSG saya prediksi melemah dengan kisaran support 5.918 dan resistance 5.989," terangnya di Jakarta, Rabu 22 Mei 2019.
Dia menambahkan, indeks yang dibayang-bayangi faktor global membuat IHSG hanya mampu sekadar menguat bergerak terbatas. IHSG pun kembali menguat dua hari terakhir merespon pelemahan sepekan terakhir yang telah memasuki level oversold.
Sementara itu, meski adanya sentimen politik dari dalam negeri, Head of Research PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi memperkirakan IHSG masih akan lanjutkan penguatan di rentang 5912-6000.
Adapun pada perdagangan saham hari Rabu ini, dirinya menyarankan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Sedangkan Christoper menganjurkan untuk membeli saham PT Medco Energy Tbk (MEDC) dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP).
Â
Advertisement
Penutupan IHSG Kemarin
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir pada zona hijau hari ini. Seluruh sektor saham menguat.Â
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa, 21 Mei 2019, IHSG menguat 44,25 poin atau 0,75 persen ke posisi 5.951,37. Indeks saham LQ45 juga menguat 0,87 persen ke posisi 925,13. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
Sebanyak 243 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Selain itu 155 saham melemah dan 141 saham diam di tempat. Pada Senin pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.996,5 dan terendah 5.925,4.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 448.364 kali dengan volume perdagangan saham 13,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8 triliun.
Investor asing lepas saham Rp 491,21 miliar di total pasar. Posisi Dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.480.
Seluruh sektor saham menguat. Sektor saham konstruksi menguat 1,48 persen dan catatkan kenaikan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar menghijau 1,46 persen dan sektor saham infrastruktur menanjak 1,10 persen.
Sejumlah saham yang catatkan penguatan antara lain saham CNTX naik 25 persen ke posisi Rp 590 per saham, saham BSSR melonjak 25 persen ke posisi Rp 1.600 per saham dan saham MASA menguat 24,45 persen ke posisi Rp 565 per saham.
Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham MFMI melemah 18,6 persen ke posisi Rp 464 per saham, saham NIPS susut 16,15 persen ke posisi Rp 218 per saham, dan saham KOIN tergelincir 15,20 persen ke posisi Rp 212 per saham.
Â