Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membagikan dividen untuk tahun buku 2018 pada pekan ini. Emiten BUMN mana saja yang akan bagikan dividen jelang Lebaran?
Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan membagikan dividen untuk tahun buku 2018 pada pekan ini antara lain PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT PP Tbk (PTPP). Selain itu ada PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) membagikan total dividen tunai Rp 83,19 miliar. Dividen yang dibagikan sebesar Rp 14,98 per saham. Pembayaran dividen dilakukan pada 28 Mei 2019. Harga saham KAEF pada perdagangan Jumat 24 Mei 2019 di kisaran Rp 3.280 per saham sehingga yield dividennya 0,45 persen.
Advertisement
Baca Juga
Dividen yang dibagikan ini turun dibandingkan dividen untuk tahun buku 2017 sebesar Rp 17,66 per saham atau dengan total Rp 99,5 miliar.
Selain itu, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga membagikan dividen per saham 2018 sebesar Rp 38,60 per saham. Total dividen tunai yang dibagikan sebesar Rp 346,05 miliar. Pembayaran dividen dibagikan pada 28 Mei 2019.
Pada perdagangan saham 24 Mei 2019, harga saham WIKA di kisaran Rp 2.100 sehingga yield dividennya 1,83 persen. Pada tahun lalu, perseroan membagikan dividen tunai Rp 240,41 miliar atau setara Rp 26,82 per saham.
PT PP Tbk (PTPP) juga akan membagikan dividen Rp 48,45 per saham pada 29 Mei 2019. Total dividen yang dibagikan sebesar Rp 300,39 miliar. Adapun yield dividen PTPP sebesar 2,56 persen dengan harga saham pada penutupan perdagangan Jumat 24 Mei 2019 di kisaran Rp 1.890 per saham.
Pada 2018, perseroan membagikan dividen sebanyak Rp 290,63 miliar dengan dividen per saham sekitar Rp 46,87.
Kemudian PT Jasa Marga Tbk (JSMR) membagikan dividen untuk tahun buku 2018 Rp 330,39 miliar. Dividen per saham yang dibagikan Rp 45,52. Pembayaran dividen pada 28 Mei 2019. Yield dividen sekitar 0,80 persen dengan penutupan harga saham pada 24 Mei 2019 di posisi Rp 5.650 per saham.
Pembagian dividen ini turun dibandingkan dividen tunai tahun buku 2017 sebesar Rp 60,63 per saham atau total dividen Rp 440 miliar.
Selanjutnya PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2018 sebesar Rp 339,63 per saham. Total dividen yang dibagikan sebesar Rp 3,76 triliun. Pembayaran dividen dilakukan pada 29 Mei 2019. Pembagian dividen tunai ini meningkat dibandingkan dividen tunai untuk tahun buku 2017 sebesar Rp 3,35 triliun atau Rp 318,52 per saham.
Adapun yield dividen PTBA sekitar 11,79 persen dengan harga saham di posisi Rp 2.880 per saham pada 24 Mei 2019.
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) akan membagikan dividen Rp 56,99 per sahan. Total dividen yang dibagikan Rp 1,38 triliun. Pembayaran dividen dilakukan pada 28 Mei 2019. Dividen yield sekitar 2,91 persen dengan penutupan harga saham PGAS di kisaran Rp 1.955 pada 24 Mei 2019.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kata Analis
Analis PT Artha Sekuritas, Frederik Rasali menuturkan, emiten BUMN memang rutin membagikan dividen. Meski demikian, saham emiten BUMN yang layak dicermati terutama bisnis yang cukup dikenal seperti perbankan, telekomunikasi dan konstruksi.
"Sedangkan BUMN yang memiliki eksposur ke komoditas akan lebih volatile mengikuti siklus industri,” ujar Frederik saat dihubungi Liputan6.com.
Untuk dividen yang perlu dicermati, Frederik mengingatkan, untuk melihat dividen yieldnya. Dividen yield ini menunjukkan bagaimana tingkat keuntungan yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham.
"Sebab setelah membagi dividen, harga akan ada adjusment secara otomatis sebanyak pembagian dividen per sahamnya. Jadi lebih disarankan untuk membeli saham dengan harga murah dan holding period yang panjang untuk menikmati dividen,” tutur dia.
"Misalkan Anda membeli saham seharga Rp 500 dan pembagian dividen Rp 20. Artinya kita dapat dividen yield 4 persen. Setelah pembagian dividen maka harga saham akan ada adjustment sebanyak Rp 20 tersebut. Maka lebih bijak bila membeli di bawah harga Rp 480,” ujar Frederik.
Ia menambahkan, pelaku pasar juga perlu memperhatikan pertumbuhan dari earning per share (EPS) emiten. Ini karena pembagian dividen tersebut juga ditentukan dari EPS.
Advertisement