Liputan6.com, Jakarta - Nasdaq jatuh 1,6 persen pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pelemahan indeks acuan utama di bursa saham Amerika Serikat (AS) ini karena pelemahan saham-saham di sektor teknologi seperti Alphabet, Facebook dan Amazon.com.
Investor khawatir bahwa perusahan-perusahaan teknologi ini tengah menjadi target pemerintah Pemerintah AS soal kebijakan antimonopoli. Untuk diketahui, undang-undang antimonopoli dibuat untuk menghentikan penyalahgunaan kekuatan pasar oleh perusahaan-perusahaan besar.
Aksi jual di sektor teknologi menjadi hambatan terbesar gerak Nasdaq. Indeks acuan tersebut telah jatuh sejak mencatatkan rekor tertinggi pada 2 Mei lalu. Pelemahan Nasdaq ini semula karena kekhawatiran investor akan perlambatan pertumbuhan ekonomi global karena peningkatan tensi perang dagang AS dengan China.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan indeks acuan lainnya, S&P 500 mengalami volatilitas yang cukup besar dan mengakhiri perdagangan dengan turun 0,3 persen. Sedangkan Dow Jones Industrial Average (DJIA) tak banyak berubah.
Mengutip Reuters, Selasa (4/6/2019), Dow Jones Industrial Average naik 4,74 poin atau 0,02 persen menjadi 24.819,78. Untuk S&P 500 kehilangan 7,61 poin atau 0,28 persen menjadi 2.744,45. Sedangkan Nasdaq Composite turun 120,13 poin atau 1,61 persen ke 7.333,02.
"Kemerosotan ini seiring dengan kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global," jelas Bucky Hellwig, senior vice president BB&T Wealth Management, Birmingham, Alabama.
“Saat ini Nasdaq berada di posisi terendah sejak Maret. Ini adalah level penting untuk dipertahankan di sini. Jika kita menembus di bawah itu, kita jatuh lebih jauh. Besok akan menjadi hari yang penting untuk melihat apakah tren terus menurun." tambah dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pelemahan S&P 500
Untuk S&P 500 sempat terombang-ambing antara zona merah dan hijau pada perdagangan di awal pekan karena investor memantau komentar terbaru seputar pertempuran perdagangan AS dengan China dan Meksiko, serta keputusan Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat untuk mengakhiri perlakuan perdagangan preferensial untuk India.
"Kami terkejut pasar tidak mengambil langkah yang lebih buruk hari ini melihat apa yang terjadi pada China, Meksiko dan India," kata John Augustine, chief investment officer Huntington National Bank, Columbus, Ohio.
"Investor sebaiknya melihat apa yang bisa terjadi pada perdagangan saham sepanjang pekan ini," tambah dia.
Survei menunjukkan pertumbuhan manufaktur AS secara tak terduga melambat pada Mei, mendorong permintaan untuk keamanan obligasi pemerintah. Imbal hasil dua tahun mencapai titik terendah sejak September 2017 di tengah meningkatnya keyakinan bahwa Federal Reserve akan mulai memotong suku bunga untuk mencegah resesi.
Advertisement
Sektor Teknologi
Saham teknologi mendominasi perdagangan, saham Facebook Inc ditutup turun 7,5 persen setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa Komisi Perdagangan Federal telah mengamankan hak untuk memeriksa bagaimana praktik perusahaan media sosial mempengaruhi persaingan digital.
Saham Facebook berada pada kecepatan penurunan satu hari terbesar sejak 26 Juli.
Saham Alphabet Inc jatuh 6 persen setelah sumber mengatakan kepada Reuters, Departemen Kehakiman AS sedang mempersiapkan penyelidikan untuk menentukan apakah induk usaha Google melanggar undang-undang antimonopoli.
Saham Amazon.com juga turun 4,6 persen karena sebuah laporan bahwa raksasa e-commerce itu bisa berada di bawah pengawasan FTC.